Ubud, CNN Indonesia --
Saya akan bangkit, dan bangkit lagi Saya mendongkrak, saya belajar banyak dari kehidupan sehari-hariSaya berniat untuk bergerakSebelum saya berbicara saya mendengar Sebelum saya mendengar, saya belajarSaya belajar keseimbanganHidup bukan kesalahan, saya gunakan kemampuan saya untuk belajarBukan dalam pementasan puisi, tapi syair-syair itu menggema di sela-sela latihan yoga di Bali Spirit Festival, pada Jumat (24/3). Lantunan kata-kata itu merupakan arahan untuk bergerak dalam setiap pertukaran gerakan yoga ala Tyrone Beverly.
Tyrone merupakan pengajar yoga asal Colorado, Amerika Serikat. Dia menggunakan puisi-puisi ciptaannya dalam mengajar yoga selama satu hingga dua jam. Menurutnya, puisi dapat membuat orang merasakan pengalaman dan energi yang berbeda ketika melakukan yoga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yoga berdasarkan puisi membuat setiap orang merasa lebih baik, karena puisi itu benar-benar masuk dalam pikiran dan mengarahkan gerakan," kata Tyrone kepada
CNNIndonesia.com.Tyrone menjelaskan puisi-puisi itu dapat menggugah hati dan menginspirasi setiap gerakan. Bait-bait puisi, kata Tyrone, mampu memberikan makna dan kekuatan dalam yoga sehingga orang-orang memiliki alasan untuk bergerak.
Gerakan yoga dengan puisi ini tak jauh berbeda dari gerakan yoga biasanya. Hanya saja, gerakan mengalir sesuai lantunan dan emosi dari puisi. Misalnya ketika Tyrone mengucapkan saya bangkit maka para peserta yoga akan berdiri. Pun saat mengatakan akan mendongkrak, para peserta akan membuat gerakan push up.
Tak hanya dalam gerakan fisik atau sekadar yoga, menurut Tyrone, puisi itu mampu memberikan perubahan dalam kehidupan. Tyrone menyebut puisi itu menggugah orang-orang untuk berbuat kebaikan.
"Ini lebih dari sekadar gerakan fisik. Emosi dalam puisi bisa bermanfaat dalam kehidupan nyata," ujar Tyrone yang saat ini berusia 35 tahun.
Tyrone menuturkan puisi itu dapan membuat diri menjadi bebas dalam berekspresi, menghargai diri sendiri dan sekitar, serta berani untuk bermimpi.
Tyrone sudah berlatih yoga sejak awal 2000. Pada 2014, dia mulai berpikir cara yang tepat agar orang-orang bergerak dengan penuh makna dan memiliki tujuan. Oleh karen aitu dia membuat puisi dan menerapkan di kelasnya. Sejak saat itu sudah lebih dari seribu orang mengikuti kelasnya di seluruh dunia.
Melalui puisinya di sepanjang kelas, Tyrone juga memiliki misi untuk menyatukan berbagai kalangan yang berbeda dan mengubah kehidupan sosial dan lingkungan. Dari puisi itu, ia ingin setiap orang dapat memiliki hubungan yang baik dengan orang lain dan lingkungan.Karena alasan itu pula, dia tak menarik bayaran bagi orang-orang yang tidak mampu.
"Saya ingin yoga membuat perubahan yang besar, seperti menjaga air dan perubahan sosial lainnya. Gerakan dalam yoga adalah obat, itu pasti akan terjadi. Tapi perubahan sosial perlu digerakkan, puisi ini salah satunya," tutur Tyrone.
(rah)