REKOMENDASI KULINER

Menyusur Jejak Restoran Jepang Pertama di Jakarta

Christina Andhika Setyanti | CNN Indonesia
Jumat, 24 Mar 2017 18:56 WIB
Popularitas makanan Jepang memang tak pernah surut. Namun jejak makanan Jepang ini dimulai dari sebuah restoran legendaris di Cikini, Kikugawa.
Sajian nikmat di restoran Kikugawa (CNN Indonesia/Christina Andhika Setyanti)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kikuchi Surutake mungkin tak pernah menyangka dapur Kikugawa yang dibangunnya pada 1969 masih mengepulkan asap dan memasak makanan. Dia mungkin juga tak menyangka restoran yang dibangun 48 tahun lalu ini masih bisa melayani tamunya.

Usai perang pasifik, Kikuchi yang jatuh cinta pada Indonesia memutuskan untuk menetap dan membangun keluarga bersama istri dari Indonesia. Kikugawa pun dirintisnya bersama sang istri.

Nama Kikugawa sendiri diambil dari gabungan namanya dengan inspirasi lagu Indonesia kesukaannya, Bengawan Solo. Dalam bahasa Jepang, Bengawan Solo yang tak lain adalah sungai memiliki arti gawa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di restoran ini, Kikuchi hanya menyajikan berbagai makanan autentik Jepang. Oleh karenanya, nama restoran pun dipilih yang 'berbau' Jepang. Sebelumnya, Kikuchi juga pernah membuka restoran bernama Bengawan Solo di kawasan mewah Roppongi. Nama sungai di Jawa Tengah ini sengaja dipilih yang 'berbau' Indonesia. Bahkan kenyataannya, restoran ini menjadi restoran Indonesia pertama di Jepang di 1957.

Kikuchi kini sudah tiada, namun warisan Kikugawa masih dijaga sesuai peninggalannya. Dibanding restoran Jepang lainnya, Kikugawa tak ada apa-apanya. Restoran ini jauh dari kesan glamor dan mewah. Sebaliknya, restoran ini seolah ingin menyembunyikan dirinya dari bisingnya suara kereta api stasiun Gondangdia dan mewahnya kantor serta restoran sekitar.

Hanya bermodal papan nama kayu sederhana berwarna kuning, Kikugawa mencoba menonjolkan dirinya. Jalan berbatu kerikil menghiasi halaman depan restoran yang bentuknya seperti rumah pribadi ini.

"Tutup"

Sebuah papan penanda kecil memberitahu bahwa restoran tersebut belum menerima tamu, padahal saat itu jam sudah menunjukkan pukul 17.00 WIB. Kikugawa masih mempertahankan jam operasional ala Jepang dengan waktu istirahat sore yang cukup lama.

"Restoran mulai buka pukul 12.00-15.00, kemudian istirahat dan buka lagi pukul 17.30-22.00 WIB," kata salah seorang pelayannya.

Kikugawa jauh berbeda dengan restoran Jepang lainnya yang terkesan mewahFoto: CNN Indonesia/Christina Andhika Setyanti
Kikugawa jauh berbeda dengan restoran Jepang lainnya yang terkesan mewah
Tepat pukul 17.30 WIB, restoran kembali beroperasi. Para pelayan perempuan menyambut tamu dengan hangat. Mereka mengenakan kemeja batik dan rok hitam, bukan dengan pakaian khas Jepang.

Alunan instrumen Jepang sayup-sayup terdengar. Suaranya menenangkan jiwa. Nuansa tenang makin tergambar lewat dekorasi restoran yang sederhana bak rumah jadul.

Sebuah tori berwarna merah membentang menjadi pembatas antar ruangan. Tori batu, boneka perempuan Jepang, dan deretan guci menambah aura Jepang di Kikugawa.

Tak ada tatami atau tempat duduk alas tikar Jepang yang digelar. Seolah ingin menunjukkan kecintaannya pada Indonesia, Kikugawa lebih memilih menggunakan meja kayu dan kursi bambu berbantal merah tebal khas Indonesia di masa lalu.

Kesederhanaan dan autentikasi Kikugawa makin terlihat dalam susunan menunya. Tak seperti restoran lain yang punya buku menu super tebal, Kikugawa hanya punya beberapa beberapa jenis menu yang tertulis dalam lembaran karton merah yang dilaminating dan dijilid spiral.

Restoran bernuansa tempo dulu ini benar-benar mengadaptasi nuansa Jepang. Di Jepang sendiri, restoran mewah umumnya menghadirkan ketenangan dan suasana sunyi untuk pelanggannya bisa menikmati makanan. Kondisi ini sungguh berbeda dengan restoran di Jakarta yang kerap ramai dengan suara perbincangan yang keras.

Kikugawa begitu tenang. Bahkan pelayannya pun bicara dalam nada suara yang pelan.

Nuansa nyaman dan tenang membuat pelanggan bisa benar-benar meresapi nikmatnya makanan yang dipilihnya.

Kondisi ini membawa atmosfer Jepang ke Indonesia. Lewat restoran ini seolah terlihat 'jejak' gabungan dan sejarah makanan Jepang di Indonesia.

Sayangnya, sebagai restoran Jepang pertama di Jakarta, Kikugawa yang menggambarkan perjalanan sejarahnya dalam buku menunya. Padahal, nilai sejarah ini akan menambah keistimewaan dan nilai lebih bagi tamu yang datang.

Mungkin saja, Kikugawa tak ingin dikenal karena sejarah panjangnya, melainkan karena rasa makanannya yang nikmat.

Spesialis sushi salmon

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER