Jakarta, CNN Indonesia -- Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo Winarni Monoarfa mengatakan Danau Limboto saat ini masuk dalam 15 kawasan danau kritis nasional.
Hal itu terjadi karena degradasi terjadi setiap tahun.
"Kami merasa perlu melibatkan pemerintah pusat dalam upaya penyelamatan Danau Limboto, karena jika berharap anggaran melalui program pemerintah daerah, tidaklah cukup," kata Winarni, di kawasan Danau Limboto, Sabtu (25/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Winarni menyebut, masyarakat Gorontalo bisa mendapat kerugian besar jika Danau Limboto rusak, karena fungsi ekologis yang tidak terganti.
Kini, salah satu permasalahan yang dihadapi Danau Limboto adalah pertumbuhan eceng gondok yang tidak bisa terbendung. Banyaknya eceng gondok yang memenuhi permukaan perairan bisa membuat danau menjadi dangkal.
Mengutip Global Invasive Species Database, eceng gondok bisa meningkatkan penguapan air dan menurunkan jumlah cahaya dalam perairan yang menyebabkan rendahnya kadar kelarutan oksigen. Imbasnya, kelangsungan hidup mahkluk air menjadi tergangu karena kekurangan oksigen.
Selain itu, ledakan populasi eceng gondok juga bisa mengganggu transportasi air.
“Untuk pembersihan enceng gondok ini, ketersedian alat dari pemerintah sangat terbatas, sementara enceng gondok tumbuhnya sangat cepat, Jadi, kami berharap kegiatan ini dapat rutin dilakukan dengan dukungan semua pihak," ujar Winarti.
Saat ini, pemerintah daerah Gorontalo mengajak masyarakat berpartisipasi membersihkan eceng gondok di Danau Limboto melalui kompetisi. Namun, itu tidak cukup.
Winarni menjelaskan, Danau Limboto harus masuk dalam kawasan strategis nasional.
“Kalau sudah masuk kawasan strategis nasional, maka program dari beberapa kementerian dan lembaga akan terintegrasi, sehingga kami optimistis Danau Limboto bisa terselamatkan," tuturnya.
Winarni juga menambahkan, dampak ekonomi Danau Limboto sangat besar, apalagi jika dimanfaatkan menjadi kawasan pariwisata.
“Jika Danau Limboto bersih dan terjaga maka dampak ekonominya sangat besar, dan bisa dirasakan langsung oleh masyarakat, utamanya jika dimanfaatkan menjadi kawasan pariwisata,” ujarnya.
(antara/les)