Jakarta, CNN Indonesia -- Tak sedikit yang mengira agama monoteisme, atau juga disebut agama samawi (menganut kepercayaan berdasarkan kumpulan wahyu), di dunia hanya berjumlah tiga, yaitu Yahudi, Nasrani dan Islam.
Namun siapa sangka, ternyata ada agama monoteisme lain, yang bahkan berumur lebih tua dari ketiga agama tersebut, bernama Zoroastrianisme.
Di Azerbaijan, jejak Zoroastrianisme tampak dari bangunan Kuil Ateshgah. Kuil ini berlokasi di desa Surakhany, semenanjung Absheron, atau sekitar 30 kilometer dari Baku, ibu kota Azerbaijan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ateshgah memiliki makna 'rumah api'. Kuil ini dibangun oleh kaum Zoroastrianisme sekitar abad ke-17 untuk menjaga api abadi yang muncul ke permukaan akibat gas alam yang terkandung di dalam tanah.
Meski usia pasti Zoroastrianisme belum jelas, peneliti memperkirakan keyakinan ini sudah ada sejak 1300-1500 sebelum Masehi, melihat bukti arkeologi dan perbandingan linguistik kitab Hindu, Weda.
 Peneliti memperkirakan Zoroastrianisme sudah ada sejak 1300-1500 sebelum Masehi, melihat bukti arkeologi dan perbandingan linguistik kitab Hindu, Weda. (Thinkstock/daymir) |
Salah satu kekaisaran Persia (sekarang Iran) yang paling berpengaruh dalam penyebaran Zoroastrianisme adalah kekaisaran Sasania.
Di puncak kekuasaan, wilayah beberapa negara moderen seperti Iran, Irak, Afghanistan, Suriah, Yordania, dan Israel berada di bawah kekaisaran ini. Tak terkecuali Azerbaijan.
Zoroastrianisme di Azerbaijan mengadopsi kepercayaan lokal. Salah satunya adalah kepercayaan orang Albania Kaukasus yang biasa mengubur orang mati beserta perhiasan dan peralatan makannya.
Padahal, Zoroastrianisme menganggap mayat adalah sesuatu yang menjijikkan sehingga mereka tidak menguburnya.
Pada masa peperangan antara kekaisaran Sasania dan Romawi Timur, keberadaan Zoroastrianisme meluas.
Namun sejak abad pertengahan, Zoroastrianisme tak lagi dapat beradaptasi ke perkembangan tradisi dan politik yang ada sehingga populasinya pun menurun.
Pada 1998, UNESCO telah mengakui Ateshgah sebagai bukti peradaban Zoroastrianisme di Azerbaijan.
Di tengah kompleks kuil yang berbentuk pentagon atau segi lima ini terdapat sebuah altar dengan api yang membara.
Api menjadi elemen penting bagi umat Zoroastrianisme. Tak heran, banyak yang menyebut mereka sebagai pemuja api.
Tapi anggapan tersebut keliru, karena fakta menunjukkan ajaran monoteisme ini meyakini elemen alam seperti air, tanah dan yang lainnya adalah suci, dan elemen api dianggap sebagai perwakilan dari sifat Ahura Mazda (Tuhan) yang mencerahkan dan bijaksana.
 Zoroastrianisme meyakini elemen api adalah suci dan mewakili sifat Ahura Maza (Tuhan) yang mencerahkan dan bijaksana. (Thinkstock/saiko3p) |
Saat ini diketahui penganut Zoroastrianisme di dunia berjumlah sekitar 2,6 juta orang. Mereka meyakini ketuhanan yang satu, Ahura Mazda. Selain itu, mereka juga percaya akan konsep surga, neraka dan sang juru selamat seperti agama samawi.
Pada zaman Uni Soviet, api di altar kuil Ateshgah sempat padam akibat eksploitasi sumber daya alam yang berlebih. Namun sekarang, api tersebut kembali membara dan dapat dinikmati oleh para wisatawan yang ingin merasakan wisata sejarah.
(ard)