Bogor, CNN Indonesia -- Sejak dibangun Gubernur Jenderal Hindia Belanda G.A.G.P Van Der Capellen pada 1817, Kebun Raya Bogor masih menjadi salah satu tempat favorit para wisatawan. Kebun yang dibangun untuk kepentingan ilmu pengetahuan itu juga, menjadi salah satu andalan pemerintah untuk menarik wisatawan ke Jawa Barat.
Bahkan Presiden Joko Widodo sering jalan sehat di kawasan yang banyak ditumbuhi pohon-pohon langka itu. Kebun Raya Bogor juga menjadi ikon pariwisata Kota Hujan itu.
Salah satu strategi untuk tetap menjadikan Kebun Raya Bogor menarik bagi para wisatawan pencinta ilmu pengetahuan, adalah dengan mengadakan program wisata flora.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Esthy Reko Astuti, mengatakan wisata flora bertujuan memberikan sarana bimbingan yang dapat menunjang kegiatan pendidikan lingkungan.
"Program yang sudah berjalan hampir 25 tahun ini juga sejalan dengan kurikulum sekolah sehingga dapat menjadi pelengkap kurikulum dalam memperkenalkan tumbuhan sebagai bagian dari ilmu alam," kata Esthy.
Bagi pegunjung yang ingin menikmati program ini, tersedia tiga paket wisata flora dan satu modul tambahan. Paket-paket wisata itu adalah paket untuk tingkat Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, dan Sekolah Menengah Pertama sampai Sekolah Menengah Atas. Pendaftaran wisata flora dapat dilakukan di Gedung Konservasi dengan biaya sebesar Rp 37.000.
Kebun Raya juga memiliki daya tarik wisata menarik lainnya, yakni Griya Anggrek Kebun Raya Bogor. Tempat ini diresmikan pada 25 Mei 2002 oleh Presiden Republik Indonesia ke-5, Megawati Soekarnoputri.
Griya ini merupakan tempat pameran koleksi anggrek. Selain itu, dijual juga spesies anggrek dan tanaman non-Anggrek seperti Nepenthes dan Alocasia dalam bentuk botolan atau pot.
Esthy mengungkapkan, Griya Anggrek juga memiliki nilai sejarah tersendiri, khususnya bagi hubungan Indonesia dengan Korea Utara. Dalam griya ini, terdapat koleksi Anggrek Kimilsungia yang diambil dari nama mantan Presiden Korea Utara, Kim Il-Sung. Ketika Presiden Korea Utara tersebut berkunjung ke Indonesia pada tahun 1965, Soekarno menghadiahkan anggrek hasil penyilangan Dendrobium Ale ale Kai (induk betina) dan Dendrobium Lady Constance (induk jantan) kepada Kim Il-Sung.
"Pada tahun 2015, Kedutaan Korea Utara mengunjungi Griya Anggrek untuk memperingati 50 tahun bunga anggrek Kimilsungia," kata Esthy.
Hingga kini pengelola Kebun Raya Bogor mencatat jumlah pengunjung Kebun Raya Bogor di hari kerja rata-rata mencapai 1.500 hingga 2.000 orang. Jumlah tersebut seringkali meningkat di akhir pekan, hingga mencapai jumlah paling tinggi yakni 6.000 orang.