Restoran di Amerika Larang Balita Masuk

Christina Andhika Setyanti | CNN Indonesia
Senin, 10 Apr 2017 18:30 WIB
Sebuah restoran di Amerika melarang anak balita untuk masuk. Pasalnya mereka dinilai mengganggu tamu lainnya dengan ceceran makanan, suara keras, dan tangisan.
ilustrasi: Caruso sebuah restoran Italia melarang anak balita untuk masuk ke restorannya. (Unsplash/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah menerima banyak protes dari pelanggan tetapnya, pemilik restoran mewah Italia di Mooresville, Carolina Utara mengambil sebuah keputusan kontroversial. Mereka memutuskan untuk melarang anak-anak di bawah usia lima tahun untuk makan di sana.

Keputusan untuk melarang masuknya anak-anak di bawah lima tahun ke restoran ini mendapat tentangan di sosial media. Namun sang pemilik mengklaim kalau restorannya justru berkembang pesat.

Mengutip Oddity Central, restoran Caruso mengklaim dirinya sebagai restoran tradisional, klasik, dan intim. Namun yang kerap terjadi, di restoran tersebut justru banyak anak kecil yang menangis, berteriak, atau bermain tablet dengan suara keras. Hal ini tentunya menggangu pelanggan lain yang ingin makan dengan tenang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini membuat sang pemilik, Pasquale Caruso mengadaptasi kebijakan tak ada anak di bawah usia lima tahun yang diperbolehkan masuk. Kebijakan ini berlangsung mulai Januari 2017. Hal ini dilakukan untuk menjaga kelangsungan reputasi restorannya.

"Saya mendapatkan keluhan dari beberapa konsumen, mereka bangkit dan pergi karena anak-anak mengganggu mereka, sedangkan orang tuanya tidak melakukan apapun," kata Caruso kepada Mooresville Gazette.

"Saya mulai merasa kalau ini tidak seperti Caruso lagi, ini seperti restoran pizza lokal lainnya."

Namun Caruso mengaku kalau sebenarnya dia juga tidak menyukai keputusan tersebut. Tapi pada akhirnya, dia harus melakukan apapun yang terbaik untuk bisnisnya.

"Saya mencoba untuk memuaskan banyak orang, dan menciptakan atmosfer yang bagus, menjaga restoran tetap elegan. Saya ingin berada di tempat di mana pasangan dan teman bisa berkumpul bersama di malam hari," katanya.

"Saya mulai kehilangan banyak uang dan pelanggan, karena saya mengizinkan anak kecil masuk, membuang makanan, berlarian, dan berteriak."

Yoshi Nunez, manager restoran mengatakan kepada Washington Post bahwa hal puncak yang paling menyebalkan adalah saat seorang gadis kecil menggunakan tablet dengan suara keras. Setelah ditegur berulang oleh staf, orang tuanya menolak menurunkan volume suara tablet tersebut. Kondisi tersebut membuat pihak restoran bersikap tegas dan meminta mereka pergi.

"Mereka marah, tapi mereka tampaknya tidak peduli tentang apa yang dipikirkan tamu lain. Kami berusaha untuk bersikap bijak dalam situasi tersebut, tapi kami di sini untuk menjaga pelanggan dan kami tidak bisa mengatakan pada orang tua bagaimana caranya mengontrol anak mereka."

Di bulan Januari, Caruso membuat keputusan untuk tak membuarkan anak di bawah lima tahun masuk ke restorannya. Sejak saat itu, orang-orang mulai menyuarakan opini mereka lewat halaman Facebook tak resmi restoran tersebut. Mereka mengatakan bahwa ini adalah bentuk diskriminasi.

Dia menghadapi banyak cacian dan komentar negatif dari pelanggannya.

"Cara Anda mengdiskriminasi mengejutkans aya! Nantinya Anda akan menendang semura orang tua karena mereka makan terlalu lama. Memalukan!" tulis seorang dalam akun media sosialnya.

"Sekarang Anda melarang anak kecil, siapa selanjutnya? kulit hitam, Yahudi, orang lokal? Memalukan!"

Namun bukan cuma celaan yang didapatkan. Caruso juga menerima pembelaan dan komentar positif akan keputusannya.

"Saya orang tua dari lima anak. Jangan bawa anak kecil ke restoran bagus dan berharap mereka untuk duduk tenang selama satu jam. Mereka tak bisa melakukannya," kata seseorang.

"Ketika suami dan saya pergi makan malam, saya juga tak ingin mendengar anak lain menangis atau bersikap tak sopan."

Pasquale Caruso mengklaim bahwa kenyataannya setelah dia mengeluarkan larangan tersebut, reservasi onlinenya justru meningkat, dari 50 menjadi 80 orang.

"Orang tidak mau datang dan menghabiskan uangnya untuk makanan enak dan santai ketika ada makanan yang terus berjatuhan di lantai, suara tablet yang keras hanya untuk menghibur anak, sampai anak kecil yang berteriak. Ini adalah keputusan tepat untuk bisnis saya," kata Caruso menyimpulkan.

(chs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER