Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Kesehatan Dunia WHO memperingatkan bahwa hampir dua miliar warga dunia saat ini menggunakan air yang terkontaminasi bakteri
faecal (bakteri dari kotoran hewan).
Ribuan orang meninggal karena mereka terpaksa minum air tercemar. Karenanya, WHO meminta para investor besar untuk menyediakan akses universal air minum yang aman.
“Hari ini hampir dua miliar orang menggunakan sumber air minum yang sudah terkontaminasi oleh kotoran hewan sehingga mereka pun berisiko tertular kolera, disentri, tifus dan polio,” ujar Maria Neira, ketua departemen kesehatan publik WHO, seperti dikutip dari rilis di situs
WHO, Kamis (13/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maria menambahkan bahwa air minum yang terkontaminasi ini diperkirakan jadi penyebab lebih dari 500 ribu kematian akibat diare setiap tahunnya.
“Air minum yang tercemar adalah penyebab utama penyakit di negara tropis yang kerap diabaikan, termasuk dengan cacing perut, schistosomiasis, dan trachoma,” tambahnya.
Pada 2015, Majelis Umum PBB mengadopsi target pembangunan berkelanjutan atau biasa disebut dengan Sustainable Development Goal (SDG). SDG ini merupakan target aspiratif yang bertujuan memberantas kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan manusia.
Target ini termasuk komitmen untuk menyediakan akses air yang aman dan terjangkau secara universal serta fasilitas sanitasi di tahun 2030.
Namun, menurut laporan terbaru yang diterbitkan oleh WHO atas nama UN-Water, banyak negara yang tidak dapat mencapai target ini jika tidak menambah investasi mereka secara radikal.
Laporan WHO memang menyebutkan jika anggaran tahunan negara-negara untuk air, sanitasi dan kebersihan bertambah 4,9 persen selama 3 tahun terakhir ini.
Namun, 80 persen negara di dunia mengakui jika anggaran yang mereka sediakan belum cukup untuk mencapai target per negara yang ditentukan untuk menambah akses air yang aman diminum dan kebersihan.
“Di banyak negara berkembang, target cakupan nasional sekarang ini berdasarkan pada pencapaian target akses infrastuktur dasar yang tidak selalu menyediakan keselamatan dan jasa yang diandalkan,” WHO memperingatkan.
Bank Dunia telah memperkirakan investasi infrastruktur perlu ditambah 3 kali lipat hingga $114 miliar per tahunnya supaya target SDG tercapai. Angka ini tidak termasuk biaya operasional dan perawatan.
“Ini adalah tantangan yang kita hadapi yang harus dicari jalan keluarnya,” kata Guy Ryder, pemimpin UN-Water dan ketua International Labour Organization (ILO).
“Pertambahan investasi pada air dan sanitasi dapat memberi dampak besar bagi kesehatan dan perkembangan manusia, menciptakan lapangan kerja dan memastikan semua mendapat perhatian,” tambah Ryder.
(sys)