Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya memaparkan kunci kesuksesan pariwisata Indonesia di ajang Forum World Travel & Tourism Council (WTTC) Global Summit yang diselenggarakan 26-27 April 2017 di Hyatt Hotel Erawan, Bangkok, Thailand.
Sekjen United National World Tourism Organization Taleb Rifai yang memimpin Ministrial Dialogue, secara khusus meminta Menpar Arief Yahya untuk menceritakan kesuksesan mengembangkan Wonderful Indonesia.
Menurut Arief Yahya, peran CEO Commitment atau keberpihakan Presiden Joko Widodo untuk sektor pariwisata adalah hal yang paling penting.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apalagi Presiden Joko Widodo telah menempatkan pariwisata sebagai
leading sector pembangunan. Maka seluruh kementerian dan lembaga mendukung pengembangan infrastruktur pariwisata, terutama di sepuluh destinasi yang biasa kami sebut dengan istilah 10 Bali Baru,” ujar Arief di forum itu, Selasa (25/4/2016).
Di forum yang dihadiri para CEO perusahaan investasi dan kemitraan untuk program pengembangan pariwisata berkelanjutan atau Sustainable Tourism Development (STD), Arief Yahya turut mengucapkan terima kasih kepada The World Bank.
"Tiga dari 10 destinasi wisata unggulan di Indonesia, yakni Danau Toba, Borobudur dan Mandalika, di-
support pembiayaan infrastrukturnya oleh World Bank. Terima kasih World Bank," ucapnya.
Menpar Arief Yahya juga membanggakan kepedulian Presiden Jokowi pada pariwisata. Faktanya, Presiden Jokowi terus mendorong upaya untuk memoles destinasi wisata unggulan di Indonesia dan membuat pariwisata menjadi sektor unggulan, selain infrastruktur, pangan, energi, dan maritim.
“Untungnya kami punya Presiden yang peduli pada turisme. Presiden menempatkan turisme sebagai
leading sector sehingga semuanya menjadi jauh lebih mudah, lebih cepat, dan lebih baik,” katanya.
Demi memudahkan wisatawan mancanegara masuk Indonesia, pemerintah Indonesia telah menyediakan fasilitas bebas visa.
“Kami sekarang memfasilitasi 169 negara sebagai penerima bebas visa. Tahun pertama sejak pemberlakuan Bebas Visa Kunjungan itu, jumlah wisatawan mancanegara yang masuk ke Indonesia naik dramatis 20%,” paparnya.
Kebijakan BVK itu bermula dari saran para petinggi UNWTO saat Menpar Arief Yahya mempresentasikan kondisi pariwisata Indonesia dengan target dobel dari 9,3 juta di tahun 2014 ke 20 juta di tahun 2019.
Semua saran dijalankan, termasuk mengkalibrasi 14 pilar Travel Tourism Competitiveness Index (TTCI) yang diformulasi World Economic Forum (WEF). "Poin pertama, Go Digital. Menggunakan teknologi digital untuk percepatan pembangunan kepariwisataan Indonesia," tegasnya.
(odh/odh)