Jakarta, CNN Indonesia --
Menpar Arief Yahya tidak main-main untuk menghidupkan serentetan event di crossborder Atambua. Kemenpar pun menggelar Rapar Koordinasi dengan menggandeng Pemkab Belu sebagai tuan rumah di perbatasan wilayah Timor Leste.
Rakor tersebut digelar untuk mengangkat tema-tema pariwisata dalam bingkai Crossborder Festival di Hotel Matahari, Atambua, Belu, Nusa Tenggara Timur, Senin (24/4/2017).
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Esthy Reko Astuti mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan agar semua elemen terkait yang berhubungan dengan
crossborder mampu meningkatkan koordinasinya. Dengan begitu, target wisman dari negara tetangga Timor Leste bisa tercapai dengan maksimal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena ini bukan hanya pekerjaan Kemenpar saja, ini melibatkan banyak pihak terkait. Nah, di acara ini kami menyamakan visi misi dalam mengelola
border tourism. Indonesia Incorporated!," ujar Esthy.
Wanita berhijab ini mengajak seluruh jajaran yang terkait dengan perhelatan
crossborder ke Rakor yang dilaksanakan di daerah yang paling dekat dengan Timor Leste itu. "Kami bersyukur, semua pihak terkait berhasil diundang oleh Dinas Pariwisata Belu. yang terpenting adalah bagaimana mengkondisikan semua
stakeholder di Atambua, Belu untuk mensukseskan semua program
crossborder Kemenpar," ujarnya.
Menurut Esthy, Menpar Arief Yahya sangat
concern untuk menghidupkan Atambua. Tentu dengan sentuhan pariwisata, sektor yang paling murah, mudah, dan cepat untuk menaikkan PDB, devisa, dan ketenagakerjaan.
"Kami akan membuktikan di Atambua, salah satu
crossborder area yang bisa dikembangkan," kata Esthy, menegaskan
statement Menpar Arief Yahya.
Kepala Dinas Pariwisata Belu Johanes Andes Prihatin menyambut positif dan mengucapkan terima kasih kepada Kemenpar yang mempelopori pertemuan Rakor ini di Atambua. "
Border tourism itu harus banyak tangan namun kompak mengerjakannya. Ada imigrasi, ada pihak hotel, ada sesepuh desa, ada keamanan, dan semuanya yang terkait. Nah, ini akan kami kumpulkan semua untuk kompak mendukung program kami dan Kemenpar, satu tujuan! Datangkan wisman," ujar pria yang biasa disapa Jap ini.
Jap mengundang seluruh pihak terkait di Belu, Atambua. Mulai dari
stakeholder Dinas Pariwisata Kabupaten, Bea Cukai, Imigrasi, Kedutaan Besar Timor Leste, media, PHRI, Asita, hingga para pelaku pariwisata Indonesia.
"Sekarang kami juga sudah fokus karena kedinasan di daerah kami sudah dipisah. Sekarang pariwisata menjadi unggulan di daerah kami, kami juga senang Bapak Bupati sangat perduli dengan pariwisata. Yang lebih menyenangkan lagi adalah Kemenpar sangat fokus di
border tourism," kata Jap.
Jap juga setuju dengan ucapan Menteri Pariwisata Arief Yahya bahwa wisman di
crossborder akan segera mengangkat perekonomian rakyatnya terutama masyarakat Belu. Dengan pergerakan wisman di perbatasan, maka Indonesia semakin bagus, semakin berwibawa, semakin maju, dan rakyatnya makmur.
"Perbatasan adalah halaman depan rumah kita, jadi kami akan terus memperbaiki infrastruktur sambil terus berpromosi yang baik untuk pariwisata perbatasan," ujar Jap.