Jakarta, CNN Indonesia -- Indonesia naik satu peringkat ke posisi ke-tiga dalam daftar '10 Negara Muslim dengan Destinasi Wisata Halal Terbaik' menurut riset dari Mastercard-CrescentRating Global Muslim Travel Index (GMTI) 2017.
Dua peringkat di atas Indonesia ditempati oleh Uni Emirat Arab (posisi ke-dua) dan Malaysia (posisi pertama).
Sedangkan dua peringkat di bawah Indonesia ditempati oleh Turki (posisi ke-empat) dan Arab Saudi (posisi ke-lima).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prestasi ini cukup membanggakan, karena Indonesia harus bersaing dengan 130 negara lain yang masuk dalam penilaian.
Sementara itu, lima besar negara yang masuk dalam daftar '10 Negara Non-Muslim dengan Destinasi Wisata Halal Terbaik' ialah Singapura, Thailand, Inggris, Afrika Selatan dan Hong Kong.
Ditemui dalam jumpa pers yang diselenggarakan di Jakarta pada Rabu (3/5), CEO dari CrescentRating, Fazal Bahardeen, mengatakan kalau Indonesia berada di posisi ke-tiga karena masih “kalah” dengan Malaysia dalam hal sertifikasi halal dan sosialisasi wisata halal.
GMTI melakukan penilaian terhadap empat faktor penunjang untuk menentukan negara dengan wisata halal terbaik, yaitu faktor akses, komunikasi, layanan sampai suasana berwisata.
“Sebagai negara dengan penduduk mayoritas Muslim, Indonesia sudah memiliki segalanya, mulai dari restoran halal sampai masjid. Hanya saja masih butuh sertifikasi dan sosialisasi, agar wisatawan Muslim semakin yakin untuk datang ke sini,” kata Fazal kepada
CNNIndonesia.com.
 Pulau Weh, salah satu objek wisata alam di Aceh. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru) |
Sepanjang 2016, ada 121 juta wisatawan Muslim yang melakukan perjalanan wisata di penjuru dunia. Jumlah tersebut meningkat sebanyak 4 juta dari tahun sebelumnya.
Hingga akhir tahun lalu, wisatawan Muslim yang datang ke Indonesia berjumlah 2 juta orang, dari 11 juta wisatawan yang datang.
Banyak dari mereka yang mendatangi Jakarta, Bali, Batam, Aceh, Sumatera Barat, Yogyakarta, Jawa Timur, Riau, Sulawesi dan Lombok, yang memang ditetapkan sebagai 10 Destinasi Wisata Halal oleh Kementerian Pariwisata.
Fazal menambahkan, wisatawan Muslim biasa berkunjung saat masa liburan sekolah dan musim panas. Saat berwisata, pengeluaran mereka pun lebih besar dibandingan wisatawan biasa.
Tahun lalu, perputaran uang dalam industri wisata halal mencapai US$155 miliar.
Diperkirakan, pada 2020 perputaran uangnya mencapai US$220 miliar dengan jumah wisatawan Muslim sebanyak 156 juta.
Sejumlah pengunjung melintas di objek wisata Janjang Koto Gadang, Sumatera Bara. (ANTARA FOTO/Arif Pribadi) |
“Negara di Asia Tenggara menjadi saingan terberat bagi Indonesia dalam mengembangkan wisata halal. Malaysia bisa berada di peringkat pertama karena mereka sudah lebih dulu siap dalam hal pengembangannya,” ujar Fazal.
“Wisata kuliner, wisata belanja dan bersantai menjadi tiga hal yang selalu dicari wisatawan Muslim. Indonesia memiliki itu semua, hanya tinggal memperbanyak sertifikasi halal dan sosialisasi wisata halal,” lanjutnya.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya, yang turut hadir dalam jumpa pers, mengucapkan selamat kepada Indonesia yang telah menempati posisi ke-tiga.
Senada dengan Fazal, ia mengakui kalau Indonesia masih butuh sertifikasi dan sosialiasi wisata halal.
“Sebagai negara dengan mayoritas penduduk Muslim mungkin kita terlena, sehingga merasa tak memerlukan standar, Padahal wisatawan Muslim butuh hal itu,” ujar Arief.
“Jadi saya harap sertifikasi halal bisa lebih sering dilakukan, tentu saja dengan prosedur yang mudah, sehingga semakin banyak tempat usaha yang bersertifikat halal,” lanjutnya sambil mengatakan kalau Indonesia tidak boleh kalah dari Malaysia soal urusan pariwisata.
 Pemandangan matahari terbenam di Gili Trawangan, Lombok. (Thinkstock/mazzzur) |
Deputi Pengembangan Pariwisata Halal Nasional Kementerian Pariwisata, Riyanto Sofyan, yang juga hadir mengatakan kalau dirinya merasa optimis jika industri wisata halal bisa berkembang dengan baik di Indonesia.
“Saya sangat optimis industri wisata halal akan sama berkembangnya dengan wisata lainnya di Indonesia,” kata Riyanto kepada
CNNIndonesia.com.
“Wisata halal bukan melulu wisata agamis atau konservatif. Wisatawan non-Muslim juga boleh menikmatinya. Oleh karena itu unsur kegembiraannya jangan sampai kita lupakan,” pungkasnya.
Berikut ini ialah '10 Negara dengan Destinasi Wisata Halal Terbaik' versi GMTI 2017:
Negara Muslim:1. Malaysia
2. Uni Emirat Arab
3. Indonesia
4. Turki
5. Arab Saudi
6. Qatar
7. Maroko
8. Oman
9. Bahrain
10. Iran
Negara Non-Muslim:1. Singapura
2. Thailand
3. Inggris
4. Afrika Selatan
5. Hong Kong
6. Jepang
7. Taiwan
8. Perancis
9. Spanyol
10. Amerika Serikat
(ard)