PESONA JAWA TENGAH

Kapal dan Doa, Demi Menjangkau 'Dunia Luar' Karimunjawa

Sisilia Claudea Novitasari | CNN Indonesia
Minggu, 30 Apr 2017 18:25 WIB
Cuaca yang cerah selalu ada dalam doa masyarakat Karimunjawa. Karena dengan begitu, mereka bisa mudah menyeberangi 'dunia luar'.
Penampakan KMP Siginjai yang dioperasikan oleh PT ASDP Indonesia Ferry. (CNN Indonesia/Artho Viando)
Karimunjawa, CNN Indonesia -- Cerita dari Kepulauan Karimunjawa tak melulu soal pesona alam bawah lautnya. Kepulauan yang masih masuk dalam pemerintahan Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, itu ternyata menyimpan banyak cerita. Yang paling menarik ialah soal kehidupan masyarakat di pulau itu.

Kisah menarik CNNINdonesia.com dapatkan saat melakukan perjalanan ke Kepulauan Karimunjawa menggunakan Kapal Motor Penumpang (KMP) Siginjai, dari Pelabuhan Kartini, Jepara, Jawa Tengah, pada Rabu (26/4) lalu.

KMP Siginjai dapat mengangkut 260 orang dan 19 unit kendaraan bermotor.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di lambung kapal yang dijadikan tempat parkir kendaraan bermotor, CNNIndonesia.com melihat banyak tumpukan sembako, sayur, buah, dan berbagai macam kebutuhan sehari-hari.

Bahkan ada juga tumpukan kasur, bantal, guling sampai barang elektronik yang masih terbungkus rapi di dalam kardus.

Bagi awak kapal dan masyarakat Kepulauan Karimunjawa, banyaknya tumpukan barang itu bukan lagi menjadi pemandangan yang aneh.

Salah satu masyarakat, Yul Wawan, mengatakan kalau kapal yang dioperasikan oleh PT ASDP Indonesia Ferry itu merupakan “perantara” mereka dengan “dunia di luar pulau”.

"Kapal untuk angkut barang ya cuma Siginjai. Kapal ini kami jadikan tumpuan harapan, apalagi bagi saya yang berprofesi sebagai pedagang,” kata Yul, salah satu penumpang kapal yang membawa beberapa karung pisang dan pepaya dari Jepara.

Kapal dan Doa, Demi Menjangkau 'Dunia Luar' KarimunjawaSuasana angkut mengangkut di KMP Siginjai. (CNN Indonesia/Sisilia Claudea Novitasari)

Yul tak mengada-ada. Karena berdasarkan data Statistik Daerah Kecamatan Karimunjawa 2016 dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Jepara, disebutkan bahwa sebagian besar pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat setempat masih berasal dari luar pulau.

Selama seminggu, KMP Siginjai hanya beroperasi satu kali sehari, dari Pelabuhan Kartini di Jepara ke Pelabuhan Karimunjawa di Karimunjawa.

Jadi, jika Senin kapal berlayar dari Jepara menuju ke Karimunjawa, maka Selasa, setelah menginap semalam, kapal akan berlayar dari Karimunjawa untuk kembali ke Jepara.

Jadwal keberangkatan kapal pukul 7 pagi setiap harinya.

Jadi, jika wisatawan ingin ke Kepulauan Karimunjawa, ada baiknya menginap semalam di Jepara atau Semarang, lalu berangkat sebelum pukul 6 pagi menuju Pelabuhan Jepara.

Bagi wisatawan, melakukan perjalan dengan jadwal seperti itu mungkin unik dan seru. Tapi tidak melulu begitu bagi masyarakat setempat.

“Kehidupan di sini tidak susah, tidak seperti yang ditulis banyak media. Sama seperti masyarakat di kota lain, kami baik-baik saja. Hanya terkadang jadwal kapal menjadi hambatan tersendiri,” ujar Yul, yang diamini suaminya.

“Seperti saya yang kemarin ke Jepara. Saya menginap dua malam di sana, demi menunggu jadwal kapal untuk pulang ke Karimunjawa,” lanjutnya.

Selain KMP Siginjai, sebenarnya ada juga kapal cepat dengan waktu tempuh yang lebih singkat, hanya sekitar dua jam perjalanan.

Sementara, KMP Siginjai menempuh waktu perjalanan selama empat jam, jika doa masyarakat agar cuaca cerah dikabulkan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Namun, kapal cepat itu hanya untuk mengangkut penumpang, karena kapasitasnya lebih kecil. Setiap penumpang hanya diperbolehkan membawa barang dengan berat maksimal 20 kilogram.

Harga tiketnya pun lebih mahal, mulai dari Rp150 ribu untuk kelas ekonomi. Sedangkan, KMP Siginjai memberi harga tiket mulai dari Rp78.000.

Jadi, yang lebih sering menggunakan kapal cepat ialah wisatawan.

Kapal dan Doa, Demi Menjangkau 'Dunia Luar' KarimunjawaSuasana lambung kapal KMP Siginjai. (CNN Indonesia/Sisilia Claudea Novitasari)

Yul dan masyarakat lain di Karimunjawa memang tak keberatan harus menempuh perjalanan sedemikian rupa. Toh, itu bukan hal yang baru baginya, mengingat pulaunya di kelilingi perairan yang luas.

Mereka hanya berharap, jumlah KMP Siginjai bisa diperbanyak.

“Kami hanya bisa berharap pemerintah dapat menambah jumlah kapal, sehingga jadwal pergi dan pulang bisa lebih singkat,” ujar Yul.

“Dulu ada kapal nelayan yang bisa digunakan, namun layanannya dibatasi, mungkin karena kondisi keamanannya juga. Memperbanyak kapal angkut barang jadi perhatian yang sangat berarti bagi kami,” pungkasnya.

Kepulauan Karimunjawa memiliki 27 pulau, sebanyak 22 masuk dalam kawasan Taman Nasional. Lima pulau yang berpenghuni ialah Karimunjawa, Kemujan, Nyamuk, Parang, dan Genting.

Jumlah penduduk di Kepulauan Karimunjawa pada 2015 sebanyak 9.242 orang. Sejak 15 Maret 2001, pemerintah menetapkan Karimunjawa sebagai Taman Nasional.

Bersama Borobudur, Sangiran, dan Dieng, Kepulauan Karimunjawa dijadikan Destinasi Prioritas Jawa Tengah oleh Kementerian Pariwisata.

(ard)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER