Jakarta, CNN Indonesia -- Dinas Pariwisata Kota Bekasi, Jawa Barat, sangat mengandalkan pusat perbelanjaan atau mal untuk mengerek jumlah kunjungan wisatawan domestik datang berbelanja di kotanya.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Bekasi Zarkasih menuturkan pertumbuhan mal di wilayahnya dalam kurun lima tahun terakhir sangat pesat seiring jaminan keamanan berinvestasi dari pemerintah pusat maupun daerah.
"Kota Bekasi merupakan kawasan jasa dan perdagangan sehingga investasi banyak yang masuk," kata Zarkasih, dikutip dari Antara, Senin (15/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk menempelkan identitas Bekasi sebagai surga berbelanja yang baru di wilayah Jabodetabek, Zarkasih berinisiatif mewajibkan pengelola pusat perbelanjaan di wilayahnya untuk memasang ornamen khas daerah.
"Kebijakan itu mulai kita terapkan tahun ini. Karena mal sekarang sudah menjadi tujuan wisata masyarakat tidak hanya dari Bekasi, tapi juga dari luar daerah," jelasnya.
Menurutnya, kebijakan tersebut wajib diterapkan ke-23 mal yang ada di kawasan protokol hingga lingkungan perumahan. Ia berharap kewajiban memajang ornamen khas daerah di sudut-sudut mal, bisa meminimalisir kesan mal yang terlalu mengadopsi budaya asing.
"Mayoritas mal di Kota Bekasi mengadopsi penampilan luar negeri, sementara identitas budaya daerahnya luntur," katanya.
Sekretaris Dinas Pariwisata Kota Bekasi Oo Sudiana menargetkan Peraturan Wali Kota Bekasi terkait kebijakan itu akan rampung pada
Juni 2017.
"Tidak hanya mal, bioskop, hotel dan apartemen juga akan memiliki kewajiban yang sama mengadopsi ornamen Bekasi," katanya.
Dikatakan Oo, manajemen bebas menentukan jenis ornamen khas Bekasi yang mereka anggap layak untuk dipasang pada tempat
usahanya.
"Misalnya karyawan diwajibkan memakai pakaian batik khas Bekasi atau bisa juga memajang benda-benda khas daerah pada bangunannya," katanya.
(ard)