Ritual Labuan Samudra, Atraksi Wisata Terbaru di Yogyakarta

advertorial | CNN Indonesia
Rabu, 17 Mei 2017 14:12 WIB
Yogyakarta tak henti-hentinya melahirkan atraksi wisata baru demi mendatangkan wisatawan.
Kirab Labuhan Samudra di Pantai Pasir Kadilangu / Foto: dok. Kemenpar
Wates, CNN Indonesia -- Yogyakarta tak henti-hentinya melahirkan atraksi wisata baru demi mendatangkan wisatawan. Hal ini dapat terlihat dengan antusiasme masyarakat Yogyakarta yang terus mengembangkan sektor pariwisata, terutama bidang kebudayaan.

"Mengembangkan budaya, menjadi 60% portofolio pariwisata di Indonesia," ujar Menteri Arief Yahya yang bangga dengan antusiasme masyarakat Yogyakarta.

Arief menambahkan, ketika suatu daerah sudah memiliki keindahan alam dan kekayaan budaya, maka pelengkapnya adalah kreativitas atraksi buatannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yogyakarta kini punya atraksi wisata buatan terbaru yang menarik. Atraksi wisata bernama ritual Labuhan Samudra ini berada di sekitar Bandara Baru Yogyakarta.

Ritual ini digelar oleh Kelompok Wisata Pantai Pasir Kadilangu dalam rangka HUT pertama Kelompok Wisata Pantai pada Senin (14/5/2017) lalu di Objek Wisata (Obwis) Hutan Mangrove Pasir Kadilangu, Desa Jangkaran, Kecamatan Temon.

Pengelola Obwis Hutan Mangrove Pasir Kadilangu Suparyono menjelaskan, Labuhan Samudra digelar sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berbagai anugerah yang dirasakan warga dan lingkungan sekitar.

Ritual ini dimulai dengan  kirab Gunungan Lanang dan Wadon yang diadakan di halaman parkir Pantai Hutan Mangrove, kemudian mengitari Pedukuhan Pasir Kadilangu, dan kembali ke Pantai Hutan Mangrove.

Gunungan dikirab oleh pasukan bregodo dengan pakaian adat Jawa bersenjatakan tombak dan diiringi tetabuhan. Gunungan dipikul sekitar enam orang. Pengunjung pun ikut mengiringi gunungan hingga ke tepi laut.

Gunungan selanjutnya dilarung ke Laut Selatan. Sebelum dilarung, sesepuh desa memanjatkan doa. Gunungan yang terdiri dari bebek, angsa, dan ayam,  dilarung ke tengah laut dan diperebutkan pengunjung.

Para pengunjung pun mendapat oleh-oleh seperti kacang panjang, terong, pare, belimbing, buah naga, jeruk, salak dan jenis buah-buahan lainnya.

Gunungan Lanang terbuat dari hasil bumi berupa ragam buah-buahan dengan berat sekitar 100 kg. Gunungan Wadon tersusun dari sayur-mayur dan beratnya sekitar 80 kg.

"Gunungan ini semacam simbol limpahan rezeki yang diterima oleh warga Kadilangu. Setidaknya setelah membentuk Kelompok Wisata Pasir Kadilangu sejak 15 Mei 2016, obyek wisata ini kini menjadi salah satu ladang rezeki bagi warga selain hasil pertanian," papar Suparyono.

Suparyono menambahkan, berbagai inovasi telah dilakukan demi menambah berbagai jenis wahana sebagai daya dukung pariwisata untuk menarik wisatawan di Pantai Pasir Kadilungu.

Ada replika Menara Eiffel dari bambu, Lorong Doraemon, Ayunan Kepompong hingga Jembatan Cinta maupun Jembatan Tempo Dulu. Bahkan kini dilengkapi dengan spot foto berbentuk kerang mutiara.

"Wisatawan yang ingin menyusuri Sungai Bogowonto di seputar muara juga disediakan perahu wisata dengan tarif terjangkau. Ada dua pilihan rute, rute pendek dan rute panjang sampai sekitar Jembatan Congot. Hari-hari biasa pengunjung sekitar 400 orang, tapi saat libur bisa mencapai 3.000 orang," katanya.

Pantai Pasir Kadilangu yang terletak di Desa Jangkaran, Kecamatan Temon, Kulonprogo ini juga menjadi sentra budidaya udang Vannamae. Selain itu juga dikenal dengan wisata pantai mangrove.

Mangrove yang menghijau di sepanjang pantai awalnya dipakai untuk menahan abrasi ganasnya ombak Laut Selatan. Warga, aktivis lingkungan, sejumlah kampus dan pemerintah bersama-sama melakukan penanaman mangrove ini.

Kelompok Wisata Pantai Pasir Kadilangu kemudian menangani wilayah ini untuk turut dijadikan objek wisata. Perlahan ditambahkan berbagai fasilitas yang memghabiskan dana swadaya masyarakat mencapai Rp 1,1 miliar.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER