Bali, CNN Indonesia -- Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam mempromosikan Pesona Aceh di Pesta Kesenian Bali (PKB) dan Buleleng Expo 2017.
Event ini berlangsung di eks Pelabuhan Buleleng, Singaraja, Bali pada 17-21 Mei 2017.
"Kami mempromosikan Aceh sebagai destinasi wisata halal atau yang kini dikenal juga dengan sebutan
family friendly," ungkap Kepala Dinas Pariwisata Aceh Reza Pahlevi, Minggu (22/5/2017).
Tim kesenian dari Sanggar Cut Nyak Dhien Meuligo binaan Niazah A Hamid ikut diboyong ke Bali. Mereka tampil dengan sejumlah tarian unggulan Aceh yang sudah mendunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tari Prang Sabil dan Tari Saman berhasil tampil elegan pada acara malam pembukaan. Ini membuat banyak wisatawan mancanegara yang juga hadir meramaikan malam pembukaan ikut terpukau," ujarnya.
Terlihat para wisman terpukau oleh Tari Saman yag telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia.
"Sebuah kebanggaan tarian Aceh dapat tampil maksimal dalam pesta kesenian Bali ini. Hal ini tentunya menjadi media strategis dalam memperkenalkan kekayaan dan keunikan seni budaya Aceh," ujar Reza.
Sementara di Expo Buleleng, Aceh juga mempromosikan industri pariwisatanya. Aceh juga ikut dalam Expo Buleleng dengan tampilan
stand yang khusus didekor unik berlatarkan gapura Aceh," ungkapnya.
Ada dua industri pariwisata Aceh yang ikut dalam pameran tersebut, yaitu Aceh Great Wall Tour dan Asoe Nanggroe Wisata. Keduanya menjual paket-paket wisata menarik serta ragam produk unggulan Aceh, seperti kopi, pakaian adat, dan cinderamata khas Aceh.
"Semoga industri pariwisata Aceh semakin berkembang dan dapat berdampak positif bagi kemajuan Aceh masa akan datang dan memperkuat
positioning Aceh sebagai
family friendly destination kelas dunia," kata Reza.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi promosi yang dilakukan Disbudpar Aceh. "Ini sudah tepat dilakukan karena 40% wisatawan datang dari Bali. Jadi tidak salah jika Bali menjadi tempat yang tepat untuk berpromosi," ujarnya.
Arief mengatakan langkah Aceh untuk menjadikan family
friendly destination sebagai
core economy daerah sudah tepat. Apalagi sejak tahun 2014 terjadi ledakan pasar wisata halal di dunia. Besar pasar wisata halal sangat signifikan.
"Total pengeluaran wisatawan muslim dunia US$ 142 M, hampir sama dengan pengeluaran wisatawan China US$ 160 M yang sekarang ini menjadi rebutan seluruh negara di dunia, terutama yang mengembangkan pariwisata. Aceh sudah tepat dan harus terus ditingkatkan dengan konsisten," ungkap Arief.
Selain itu, wisata halal juga memperlihatkan kenaikan yang signifikan yakni 6,3%. Lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan dunia, 4,4%, lebih besar dari rata-rata pertumbuhan China sebesar 2,2% dan ASEAN sebesar 5,5%.
Kemudian
spread atau
benefit-nya juga besar. Rata-rata wisman dari Arab Saudi membelanjakan US$ 1.750 per kunjungan. Uni Arab Emirate (UAE) US$ 1.500 per kepala. Angka itu jauh lebih besar dari-rata-rata wisman dari Asia yang berada di kisaran US$ 1.200.
"Ini menjadi alasan paling kuat, mengapa Aceh harus menetapkan pariwisata sebagai portofolio bisnisnya. Menjadikan
halal tourism sebagai
core economy-nya," tutup dia.