Jakarta, CNN Indonesia -- Ribuan anak di Kota Semarang, Jawa Tengah mengikuti Karnaval Dugderan, yang merupakan acara tahunan menyambut datangnya Ramadan. Berbeda dengan tahun sebelumnya, Karnaval kali ini mengangkat tema Bhinneka Tunggal Ika yang menggambarkan akulturasi budaya yang ada di kota Lumpia.
Karnaval dipusatkan di Lapangan Pancasila kawasan Simpang Lima Semarang, dimana yang dilibatkan sebagai peserta adalah pelajar tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP), yang ada di 16 Kecamatan se-Kota Semarang.
Sambil membawa replika bunga manggar dan hewan warak, yang merupakan simbol khas dari Tradisi Dugderan, anak-anak melakukan arak-arakan dengan berjalan kaki dari Lapangan Pancasila hingga Jalan Pahlawan Semarang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kebanyakan peserta karnaval berdandan dan berkostum ala budaya Semarang-an, namun ada pula yang berdandan dan berkostum sebagai tokoh Punokawan yakni Semar, Gareng, Petruk dan Bagong serta Hanoman.
"Tradisi Dugderan adalah warisan leluhur menyambut Ramadan. Anak-anak tak ingin melewatkannya sehingga kita dukung mereka melakukan karnaval ini sebagai pelestarian budaya. Tahun ini kita mengangkat tema Bhinneka Tunggal Ika dimana Semarang tumbuh dari keanekaragaman budaya baik Jawa, Arab dan China yang sudah terakulturasi," ungkap Walikota Semarang Hendrar Prihadi, usai melepas peserta Karnaval, Rabu (24/5).
 Ribuan anak Semarang turun ke jalan memeriahkan karnaval Dugderan yang dilakukan menjelang Ramadan. (CNN Indonesia/Damar Sinuko) |
Kemeriahan Karnaval Dugderan anak ini mendapat sambutan positif dari masyarakat yang menyaksikannya meski harus berdiri lama di pinggir jalan dengan berpanasan.
"Bagus banget ini, anak-anak tidak lupa dengan tradisi dan budaya Dugderan menyambut Ramadan. Ada juga aspek religinya untuk mempersiapkan diri untuk bisa berpuasa," kata Anik, salah seorang warga.
Kata "Dugderan" sendiri berasal dari "Dug" yang merupakan bunyi bedug Masjid dan "Der" bunyi meriam. Bedug Masjid dan meriam ini dibunyikan sehari sebelum Ramadan, sebagai sarana informasi kepada masyarakat Kota Semarang bahwa esok hari sudah mulai berpuasa.
(ard)