Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu rutinitas dalam bulan ramadan yang kerap terlewatkan adalah momen sahur. Bangun lebih pagi sebelum salat Subuh untuk menyiapkan makanan hingga kemudian menunggu waktu Imsak kerap jadi kesulitan tersendiri bagi beberapa orang.
Alhasil, bangun terlambat untuk sahur sering terjadi, khususnya saat masih berada di hari-hari awal puasa. Mata berat setengah tertutup mulut sambil mengunyah makanan.
Salah-salah, aktivitas mengunyah masih berlangsung saat adzan subuh dari masjid dekat rumah maupun dari televisi berkumandang. Makanan yang masih ada di mulut harus dibagaimanakan?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apakah dibuang? Atau dilanjutkan karena sudah terlanjur dikunyah di dalam mulut? Apakah tidak mubazir karena membuang makanan?
Dalam video Tajil atau Tanya Jawab Seputar Islam yang diunggah
CNNIndonesia.com, beberapa orang mengungkapkan pendapat berbeda-beda.
Ada yang berpendapat sebaiknya makanan dibuang dengan harapan kegiatan makan tidak berlanjut. Ada pula yang mengatakan bahwa lebih baik dilanjutkan, karena ada unsur ketidaksengajaan.
Adapula yang mengatakan makanan yang sudah berada di dalam mulut sebaiknya ditelan. Setelah itu kegiatan makan dihentikan. Memang ada banyak pendapat, tapi ada baiknya kita mengkuti pandangan Ketua Lembaga Dakwah PBNU, KH Maman Imanul Haq.
Ia menjelaskan, puasa dimulai pada saat fajar terbit hingga matahari terbenam. Hal tersebut sudah pasti waktunya dan sebenarnya bisa dipersiapkan dengan baik untuk menyambutnya.
Sebaiknya, mereka yang niat berpuasa, bisa membedakan antara waktu imsak dengan subuh. Hal ini agar tidak terjadi aktivitas makan yang terburu-buru.
"Bedakan antara imsak dengan subuh. Imsak semacam rambu-rambu agar kita tidak sampai pada waktu subuh masih makan," kata KH Maman Imanul Haq dalam video.
KH Maman Imanul Haq juga menambahkan, saat imsak baiknya berhenti makan, sehingga saat adzan subuh, kita sudah tidak dalam keadaan makan apapun. Ia pun berpesan agar jangan sampai sesuatu yang meragukan bisa menodai atau mengotori ibadah puasa yang dilakukan. Meragukan di sini berarti ragu untuk lanjut makan atau ragu untuk berhenti makan.
"Saat imsak kita berpuasa sampai datang maghrib, puasa kita betul-betul puasa yang sempurna di hadapan Allah," pungkasnya.
[Gambas:Video CNN] (frt/frt)