Jakarta, CNN Indonesia -- Momen bulan puasa tak lepas dari kebiasaan buka bersama atau bukber. Entah dengan keluarga, teman atau sahabat. Kadang, bukber jadi momen berkumpul, apalagi kalau bukber dengan teman-teman sepermainan atau mungkin alumni sekolah. Mengobrol dengan beragam topik dan kadang tanpa sadar membicarakan keburukan orang lain alias bergosip.
Banyak yang berpendapat, bergosip saat puasa itu dosa. Namun, bagaimana penjelasan mengenai hal ini secara lebih detail?
Ketua Lembaga Dakwah PBNU, KH Maman Imanul Haq mengatakan bergosip tak hanya berkumpul dan membicarakan orang lain, tetapi juga termasuk menyebarkan hoax atau fitnah di media sosial.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia berkata, puasa tidak hanya sekadar menahan lapar dan dahaga tetapi juga menjaga diri dari perbuatan buruk termasuk bergosip.
"Puasa membentuk kita menjaga diri untuk tidak mencaci, memaki, menyebarkan fitnah, gosip, hoax, dan sebagainya," katanya dalam serial video Tanya Jawab Seputar Islam atau Tajil di
CNNIndonesia.com. Jika di bulan Ramadan, lanjutnya, banyak orang membagi atau share berita bohong, fitnah terhadap orang lain, bergosip, puasa yang dilakukan sah tetapi tidak mendapat pahala.
"Itu yang dikatakan Rasulullah sallallahu 'alaihi wa sallam. Banyak orang berpuasa yang puasanya tidak mendapatkan apapun, termasuk pahala dari Allah kecuali lapar dan dahaga," tambahnya.
KH Maman berpesan untuk tidak menyia-nyiakan waktu Ramadan untuk bergosip. Sebaiknya, waktu Ramadan digunakan untuk membaca Al Quran atau membaca buku yang meningkatkan kualitas intelektual.
"Bacaan-bacaan tadi supaya kita menjadi orang yang bermanfaat," pungkasnya.
(rah)