Jakarta, CNN Indonesia -- Pulau Anambas dan Natuna siap menggelar Wonderful Sail Anambas to Natuna 2017. Acara yang didukung Kementerian Pariwisata (Kemenpar) ini diikuti oleh 28
yacht yang membawa 150 orang wisatawan mancanegara (wisman).
Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar, Esthy Reko Astuti menjelaskan, acara tersebut merupakan kolaborasi dengan Sail Malaysia Passage to the East, yaitu kegiatan reli layar yang berangkat dari Langkawi sampai ke Sandakan di Sabah, pantai utara Pulau Kalimantan.
“Pelaksanaannya telah berjalan tiga tahun. Kapal
yacht itu sedang berlayar ke Kepulauan Anambas diperkirakan akan tiba pada 6-10 Juni 2017. Setelah sampai di Anambas para peserta akan
clearance process dan disambut dengan
gala dinner. Setelah itu kapal akan kembali berlayar ke Natuna pada 12-15 Juni 2017,” ujar Esthy.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Esthy mengatakan, Sail Kepulauan Anambas dan Natuna ini bekerja sama dengan pemerintah daerah dua kabupaten tersebut. Misinya untuk mempromosikan Kabupaten Anambas dan Natuna sebagai zona tujuan pelayaran wisata dunia dan juga memotivasi pembangunan infrastruktur wisata bahari.
“Wonderful Sail Anambas to Natuna 2017 selain mempromosikan potensi bahari kedua kabupaten tersebut, juga memberikan dampak ekonomi langsung ke masyarakat, memberi dampak informal edukasi bagi generasi muda terkait potensi bahari, dan tentunya menjadikan Indonesia sebagai Best Sailing Ground in Asia,” ujar Esthy.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, Wonderful Sail Anambas to Natuna 2017 merupakan pasar wisata
yacht yang sedang digarap Kemenpar. Sejumlah program reli layar kapal
yacht disiapkan untuk menarik kunjungan 1.000
yacht tahun ini.
Selain membangun segitiga
yacht dan
cruise antara Sabang-Langkawi-Phuket, Kemenpar juga ikut menyiapkan program reli layar kapal
yacht.
Setelah Anambas ditetapkan sebagai pintu masuk, banyak kapal mulai berkunjung ke daerah itu. Hal tersebut membuktikan bahwa reli layar merupakan promosi yang kuat untuk dijadikan destinasi, sekaligus motivasi bagi pengembangan wisata bahari di daerah Anambas.
Menteri asal Banyuwangi itu terlihat serius dalam menggarap pasar wisata
yacht. Dia tak ingin terus-terusan berada di bawah bayang-bayang Singapura yang disambangi sekitar 4.000
yacht per tahun.
Tarif parkir
yacht Negeri Singa Putih sebesar rata-rata SGD 1.500 per
yacht. Begitu juga dengan biaya perawatan dan ongkos kebutuhan hidup
yachter dan awak kapal sehari-hari.
“Kalau mereka sudah terbius ke Indonesia, saya ingin
lenght of stay-nya akan sangat panjang. Wisata bahari kita kelas dunia semua.
Sea zone, coastal zone, dan
under water-nya banyak yang masuk top 3, bahkan terbaik dunia,” ungkap Arief.
Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpor) Kabupaten Kepulauan Anambas Iwan K Roni turut mendukung acara tersebut. Menurutnya, puluhan kapal
yacht yang singgah di Anambas merupakan peserta dari
event Sail Malaysia Passage to The East 2016 yang berlangsung hampir setiap tahunnya.
“Sejumlah persiapan dilakukan mulai dari tarian penyambutan hingga rangkaian kegiatan lainnya selama berada di Anambas. Peserta
rally yacht nantinya akan melakukan
diving dan
snorkeling di Pulau Penjalin, berkeliling Kota Tarempa, serta diperkenalkan kuliner dan kerajinan khas Anambas,” ujar Iwan.