Jakarta, CNN Indonesia -- Pelaku industri pariwisata di London tengah menghitung dampak serangan teroris di jembatan London beberapa waktu lalu terhadap bisnis mereka. Satu hal yang pasti, wisatawan pasti akan berpikir ulang untuk melancong ke ibukota Inggris pasca serangan tersebut.
London diketahui mempekerjakan 700 ribu orang di industri pariwisata seperti maskapai penerbangan, hotel, restoran, dan transportasi umum dengan nilai omzet industri mencapai 36 miliar euro per tahun.
Dikutip dari Telegraph, belum ada satu pun pemangku kepentingan di industri pariwisata yang mengeluarkan angka resmi imbas serangan tersebut kepada bisnis mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun sebagai perbandingan, ketika pada November 2015 sekelompok teroris menyerang Paris, Perancis, jumlah turis domestik maupun internasional yang datang ke kota tersebut anjlok sekitar 30 persen.
"Kemungkinan besar hal yang sama terjadi di London," tulis John O'Ceallaigh, penulis artikel di
Telegraph, dikutip Rabu (7/6).
Namun, prediksi angka penurunan jumlah turis ke London disanggah oleh Laura Citron, CEO The Capital’s Tourism Board London & Partners.
Citron malah mencatat, pascaserangan yang menyebabkan korban jiwa akibat tiga teroris menubrukkan van dan menikam orang-orang di sekitar jembatan London, jumlah pemesanan tiket melalui agen perjalanan wisata ke kota tersebut malah naik 6,7 persen.
Nick Varney, Chief Executive Merlin Entertainments, yang menjadi operator museum lilin Madame Tussauds dan kincir raksasa London Eye tetap optimistis jumlah turis yang datang ke kotanya tidak akan berkurang drastis.
"Kita pernah melalui teror seperti ini. Serangan yang terjadi justru menunjukkan daya tahan kota London, dan kemampuannya untuk bangkit kembali," kata Varney kepada
Travel Weekly.
Ia beralasan, London merupakan salah satu destinasi wisata yang unik di dunia. Harus diakui bahwa serangan itu mungkin akan berdampak kepada bisnis pariwisata. Namun hanya dalam jangka pendek," tegasnya.