Daging Panggang Dapat Sebabkan Kanker

Syanne Susita | CNN Indonesia
Senin, 12 Jun 2017 09:50 WIB
Studi terbaru ungkap memasak dengan suhu tinggi seperti barbeku memungkinkan terbentuknya formasi kimiawi karsinogenik (penyebab kanker) dalam daging.
Daging merah yang diolah dalam suhu tinggi dapat sebabkan kanker saluran pencernaan. (Thinkstock/Moonbase/Amana Images RF)
Jakarta, CNN Indonesia -- Penelitian terbaru menyebutkan jika memanggang daging dengan api langsung dapat menyebabkan kanker. Memasak dengan suhu tinggi seperti barbeku atau menggoreng dengan wajan memungkinkan terbentuknya formasi kimiawi karsinogenik (penyebab kanker) dalam daging, menurut penelitian ini.

Dalam penelitian yang dipublikasikan April yang lalu, zat yang berpotensial membahayakan ini telah ditemukan menjadi penyebab perubahaan dalam DNA yang mungkin meningkatkan risiko kanker.

Namun, para ahli berpendapat jika penelitian ini tidak berarti orang harus membuan semua panggangan. Mereka hanya menyarankan orang untuk berhati-hati pada jumlah daging panggang yang dikonsumsi orang.

Menurut Institusi Kanker Nasional, ketika dipanggang, daging ditutupi dengan dua macam zat yang disebut heterocyclic aromatic amines (HAA) dan polycyclic aromatic hydrocarbons (PAH).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir dari Dailymail UK, tipe pertama terbentuk ketika protein daging, gula dan partikel otot bereaksi pada suhu tinggi. Sedangkan zat kedua terbentuk ketika jus dating dan lemak terkena api dan api itu menempel di daging sehingga memberi penampilan gosong atau terpanggang pada daging.

Para peneliti dari Jepang telah memeriksa efek kedua zat kimia ini pada tikus dan hasil yang mengejutkan telah dipublikasi pada tahun 1980-an.

Tikus yang diberi makanan yang mengandung HAA mengidap tumor di beberapa organ. Sedangkan tikus yang diberi makanan mengandung PAH, tikus mengidap beberapa kanker, termasuk leukemia dan tumor saluran pencernaan dan paru-paru.

Namun, binatang-binatang ini diberi dosis yang sangat tinggi dari kedua zat kimiawi ini, di luar porsi yang manusia biasa konsumsi. Para peneliti telah menguji teori jika HAA dapat menyebabkan kanker pada manusia dan hasilnya telah dipublikasikan pada Journal of Urologi April ini.

Dipimpin oleh Robert Turesky, ahli toksikologi biokimia di Universitas Minnesota di Minneapolis, penelitian ini menemukan bukti jika bahan kimia ini dapat menyebabkan kanker. Biopsi tumor prostat menunjukkan DNA sel kanker telah dirusak oleh HAA.

“Ini merupakan bukti pertama yang meyakinkan jika begitu orang makan daging dengan zat yang memungkinkan terjadinya mutasi gen, zat ini akan mencari jalan menuju prostat dan merusaknya,” ungkap Turesky kepada Washington Post.

Namun, para ahli juga tidak menyarankan orang untuk meninggalkan metode memasak dengan cara memanggang.

“Saya masih menyukai barbeku. Hanya saja, saya tidak terlalu sering menyantapnya,” tambahnya lagi.

Menurut Agen Internasional Penelitian Kanker, tercatat ada 34 ribu orang meninggal di seluruh dunia karena kanker yang disebabkan karena pola makan menyantap daging yang diproses dengan suhu tinggi. Agensi ini juga melaporkan jika pada 2015, daging proses seperti hot dogs, beef jerky, bacon dan ham adalah karsinogenik pada manusia.

Organisasi ini menyebutkan klasifikasi ini berdasarkan pada bukti yang cukup kuat pada pasien yang mengonsumsi daging proses menyebabkan kolorectal atau kanker usus besar.

Lebih lanjut, para ahli menentukan jika setiap porsi dari daging proses yang dikonsumsi setiap hari meningkatkan risiko kanker hingga 18 persen. Penelitian terakhir oleh Institut Kanker Nasional di Maryland mendapatkan jika makan daging merah menambah kemungkinan meninggal karena sembilan penyakit utama.

Para peneliti menemukan jika daging (sapi), kambing, dan babi meningkatkan risiko kematian karena kanker, Alzheimer’s disease (pikun), penyakit jantung, diabetes. Daging-daging ini juga menambah kerentanan seseorang pada serangan jantung, infeksi dan ginjal, hati dan penyakit jantung.

Namun, secara reguler memakan daging putih mungkin dapat membalikkan kerusakan yang disebabkan karena menyantap daging proses. Mereka yang rajin mengonsumsi ayam dan ikan akan mengurangi risiko 25 persen meninggal karena berbagai penyakit ini dibanding mereka yang jarang makan daging putih. (sys)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER