Jakarta, CNN Indonesia -- Orang barat khususnya ras kaukasia, rajin menyambangi Indonesia demi bisa mandi sinar matahari. Mereka menyukai kulit coklat eksotis, walau kita tahu berjemur juga punya bahaya seperti sinar UV yang bisa merusak kulit.
Alih-alih ingin berjemur, kadang orang menggunakan tabir surya, lalu mengaplikasikan krim untuk menggelapkan warna kulit. Sesuatu yang instan dan palsu, karena begitu mandi, kulit kembali ke warna semula. Orang mungkin harus urung mendapatkan kulit eksotis secara permanen dan aman.
Namun, baru-baru ini sebuah penelitian menemukan jalan untuk memperoleh kulit gelap nan eksotis tetapi juga membuat nyaman berada di bawah sinar matahari. Seperti kita tahu, kulit gelap mampu bertahan lebih lama di bawah sinar matahari daripada kulit putih.
Dilansir dari
Independent UK, ilmuwan dari Rumah Sakit Umum Massachusetts mengembangkan sebuah obat yang punya efek seperti saat Anda berjemur. Kulit semakin gelap tanpa bahaya sinar UV. Obat ini bekerja dengan membuat kulit memproduksi warna coklat pada pigmen melanin. Obat ini sudah diujikan pada sampel kulit dan tikus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Obat ini diharapkan mampu bekerja dengan baik pada kulit orang-orang berambut merah. Bukannya mendapat kulit gelap, tapi kulit mereka biasanya terbakar saat berjemur. Kelebihan lainnya, obat ini bisa memperlambat kemunculan tanda-tanda penuaan.
Para ilmuwan tak ingin mengaitkan obat ini dengan kosmetik, tapi sebagai langkah untuk pencegahan kanker kulit.
"Tujuan kami sebenarnya adalah strategi untuk melindungi kulit dari radiasi UV dan kanker. Pigmen gelap berhubungan dengan resiko yang lebih rendah terkena segala bentuk kanker pada kulit," kata salah satu peneliti, Dr David Fisher seperti dikutip dari The Independent (14/6).
Melanin gelap merupakan tabir surya alami tubuh. Melanin hanya terbentuk setelah rantai reaksi kimia pertama muncul sebagai hasil dari paparan sinar matahari. Obat baru ini akan membuat tubuh melewatkan kerusakan yang kemungkinan timbul dan langsung memproduksi melanin. Obat bekerja saat digosokkan pada kulit.
"Ia bisa menggelapkan kulit. Di bawah mikroskop ini melanin yang sebenarnya, obat benar-benar mengaktifkan produksi pigmen," ujarnya.
Kulit gelap palsu ini seakan hanya mengecat kulit dan tak melindungi kulit, obat ini menawarkan sesuatu yang berbeda. Tes menunjukkan melanin yang diproduksi karena efek obat berhasil menangkal bahaya radiasi sinar UV.
Kendati demikian, Dr David menyarankan untuk tetap menggunakan tabir surya dan dipadu dengan penggunaan obat demi perlindungan maksimal untuk kulit. Sejauh ini memang belum ditemukan masalah terkait temuan baru ini, tapi para peneliti masih ingin melakukan uji coba sebelum diedarkan ke pasaran.
"Penderita kanker kulit di Inggris semakin banyak. Riset apapun untuk mencegah perkembangan kanker kulit sangat diperlukan," kata Matthew Gass dari British Association of Dermatologists.
(sys)