Jakarta, CNN Indonesia -- Melakukan perjalanan kembali ke kampung halaman sudah menjadi tradisi di Indonesia. Tapi, bagi sebagian orang, mudik bisa jadi kegiatan yang melelahkan, terutama untuk mereka yang memiliki anak kecil.
Jarak tempuh yang jauh dan waktu perjalan yang tidak sebentar, membuat anak-anak cepat bosan dan lelah.
Hal itu tak jarang membuat anak-anak rewel. Mereka akan merengek bahkan menangis, yang membuat orang tua serta penumpang lain dalam kendaraan terganggu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi sebenarnya, mau mudik atau tidak, dalam perjalanan yang lama, anak-anak akan merasa tidak nyaman dan membuat mereka rewel. Biasanya yang terjadi, orang tua akan meminta mereka untuk diam," ujar Psikolog Ratih Zulhaqqi kepada
CNNIndonesia.com, Jumat (23/6).
Permintaan diam tersebut, papar Ratih, justru membuat anak semakin rewel. Padahal, rasa bosan pada anak saat berhadapan dengan situasi seperti itu, adalah hal wajar.
Ratih menyebut ada sejumlah hal yang dapat dilakukan orang tua dalam menghadapi anak yang rewel ketika mudik. Pertama, orang tua dapat menyiapkan mainan dan buku cerita yang dapat digunakan untuk mengalihkan perhatian sang anak.
 Anak-anak mudah bosan dan membuat mereka rewel saat melakukan perjalanan jauh. (Foto: Thinkstock/STUDIO GRANDOUEST) |
Tidak hanya itu, musik juga bisa jadi sarana penghilang rasa bosan anak.
"Orang tua bisa mengajak anak bermain dengan mainan yang sudah dibawa, membacakan cerita untuk anaknya atau membiarkan anaknya membaca buku cerita tersebut. Jika ada televisi dalam mobil juga dapat disetel siaran yang lucu, atau nyanyi lagu yang bisa dinyanyikan bersama," ucapnya.
Kedua, Ratih mengatakan, orang tua dapat memberikan pengertian soal kendala mudik yang pasti akan dihadapi oleh mereka. Biasanya, anak yang berumur di atas lima tahun sudah mau mendengarkan dan mengerti permsalahan yang terjadi.
"Orang tua dapat memberikan pemahaman bahwa dalam perjalanan jauh akan ditemui banyak mobil, sehingga harus gantian untuk dapat melaju, hal itu kan sambil mengajarkan budaya antre," tuturnya.
Untuk di kendaraan umum, Ratih menilai, perhatian seorang anak dapat lebih banyak terpancing, seperti pemandangan.
Ketiga, Ratih mengatakan, orang tua tidak boleh sibuk sendiri dan membiarkan anaknya yang merasa jenuh. Orang tua juga dapat mengajak anaknya berbicang hal-hal yang menarik minat si anak hingga ia lupa akan bosan yang dirasakannya.
Keempat, orang tua dapat memberikan camilan kepada anak ketika mulai merasa jenuh. Menurut Ratih, camilan juga dapat mengalihkan perhatian anak. Namun, sebaiknya berikan camilan berupa buah-buahan dan agar-agar.
Lalu bagaimana dengan anak yang menangis? Ratih mengatakan, sentuhan orang tua membantu anak menjadi lebih tenang. Meskipun tak jarang orang tua juga merasa kesal, tetapi hal itu tidak boleh ditunjukkan kepada sang anak. Hal itu karena anak dinilai cepat menerima energi negatif yang dimiliki orang tua.
Untuk menenangkan bayi yang menangis, Ratih mengatakan, menggendongnya di bagian dada adalah solusi yang paling cepat. Sedangkan bagi balita, orang tua bisa mengajak berbincang dengan sesekali menggelitik telapak kaki anak atau bagian tubuh lainnya agar anak segera tertawa.
(les)