Atambua, CNN Indonesia -- Konser musik yang dikemas dalam #MudikDiCrossborder di Atambua berlangsung heboh. Di kawasan yang berbatasan dengan Timor Leste itu, suasana terasa sangat menyenangkan.
Acara itu digelar di Lapangan Simpang Lima Atambua pada Jumat (23/6/2017) malam. Soal
crossborder (perbatasan), Kementerian Pariwisata memang tak ingin asal-asalan.
Kemenpar langsung memboyong Juara Rising Star Indonesia Andmesh Kamaleng dan Mahadewi ke Atambua. Hasilnya, sekitar 6000 penonton dibuat terkesima.
Masyarakat Atambua, Malaka, Timur Tengah Utara hingga wisman Timor Leste terlihat sangat senang hingga menjadi
viral di media sosial.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Tema festival
crossborder yang bersamaan dengan #MudikdiCrossborder sangat mengena. Lihat saja semua
happy. Terima kasih Kemenpar. Ini membuat Atambua makin terkenal di Timor Leste,” ungkap Bupati Belu Willybordus Lay dalam rilisnya, Senin (26/6/2017).
Kemasan acara ini pun sangat maksimal dari
lighting, sound system, performer Andmesh dan Mahadewi, semua benar-benar dipersiapkan dengan baik. Inilah
event penutupan Ramadan yang sangat fantastis.
“Ini sekaligus memberi gambaran betapa rukunnya kehidupan beragama di Atambua. Konser digelar setelah Tarawih setelah saudara-saudara muslim kami bisa beribadah dengan tenang. Setelah itu, semua gabung ke Lapangan Simpang Lima. Yang muslim, Katolik, Protestan, semua bergandengan tangan,” timpal Kadispar Belu Yohanes Prihatin.
Membalut wisata perbatasan lewat musik memang sangat mengena. Atambua yang tadinya sepi kini mulai dilirik wisman Timor Leste.
Kota yang tadinya menjadi pusat penampungan pengungsi dari Timor Timur saat 1999 itu sudah naik kelas. Artis-artis tampil di sana tak lagi didominasi
band-band lokal ataupun bintang kelas dua nasional tapi semua sudah artis papan atas Indonesia.
"Musisi-musisi dan kesenian Indonesia indah dan menarik. Sama menariknya dengan pariwisata indonesia. Oleh sebab itu melalui Wonderful Indonesia
crossborder Atambua ini kita perkenalkan keindahan Indonesia,” tutur Plt Asdep Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Kepariwisataan Kemenpar Andriyatna Rubenta.
Menpar Arief Yahya bangga atas
event yang digagas tim
crossborder Kemenpar itu. Tim yang diketuai Ni Putu Gayatri itu sukses menjadikan kota kecil Atambua terasa atmosfer pariwisatanya.
“Saya selalu bilang di mana-mana untuk menciptakan
crowd memang perlu bahasa universal. Dan musik adalah salah satu jawabannya. Kekuatan musik sangat dahsyat. Apalagi yang datang
band papan atas Indonesia yang lagu-lagunya sering diputar di radio-radio Timor Leste,” ujar Arief.