Biak, CNN Indonesia -- Sebanyak 50 fotografer profesional bertandang ke Biak demi memotret keindahan pesona alam dan budayanya yang indah. Mereka tengah berlomba mendapatkan foto terbaik di acara Lomba Foto Festival Biak Munara Wampasi (BMW) 2017.
Lomba yang digelar dari 1 hingga 4 Juli 2017 ini turut didukung Kementerian Pariwisata (Kemenpar).
”Panitia lomba foto sudah menegaskan bahwa foto yang akan dinilai adalah foto yang bisa menjual pariwisata Biak. Ini adalah lomba yang diprakarsai oleh Pemerintah Kabupaten Biak. Kami bersyukur pesertanya sangat banyak yang ikut,” ujar salah satu juri dari Kemenpar, Bambang Wijanarko.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Asosiasi Profesi Fotografi Indonesia (APFI) Papua, Illias Irawan juga mengaku senang dengan antusiasme para fotografer yang ada di Indonesia. Pasalnya, fotografer-fotografer hadir dari berbagai penjuru di Indonesia dan datang dengan menggunakan biaya sendiri ke Biak.
”Kami mengambil tema lomba ini adalah pesona alam dan budaya Pariwisata Biak, yang dilihat adalah daya tarik wisata alam, budaya, dan minat khusus. Total hadiah adalah Rp 50 juta,” jelasnya.
Ada tiga juri andal yang akan menilai ratusan foto yang diprediksi akan masuk. Ketiga juri tersebut adalah Ditto Birawa (fotografer komersil), Bambang Wijanarko (Kemenpar) dan Raiyani Muharramah (fotografer
travel).
”Kami akan pilih dengan foto juara 1, juara 2, juara 3, dan 30 foto nominasi. Foto-foto itu nantinya pemenangnya diperbolehkan untuk menjadi bahan publikasi dan promosi Biak dan Kemenpar,” ungkapnya.
Lomba foto ini tidak dipungut biaya. Syaratnya adalah foto belum pernah ditampilkan di media massa dan objek foto harus berada di area Biak Numfor.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti mengucapkan terima kasih kepada para peserta lomba foto. Menurutnya, gambar merupakan salah satu sarana yang tepat untuk mempromosikan keindahan alam Indonesia.
“Sebanyak 60% orang paling suka lihat video atau gambar bergerak. Kemudian 35% foto dan 5% orang masih suka membaca teks, apalagi nanti foto-foto itu viral di media sosial. Sangat bermanfaat sekali,” katanya.
Acara yang juga didukung oleh Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Asdep Segmen Pasar Personal Kemenpar itu juga sukses mendapatkan pengakuan dunia.
Selain itu, Festival BMW 2017 juga menawarkan banyak atraksi yang tidak bisa ditemukan di festival lainnya. Ada
snap mor (penangkapan ikan dengan cara ditombak), atraksi 1.000 tifa (alat musik tradisional budaya Biak), parade wor dan pancar (tari tradisional budaya Biak), dan upacara religi Apen Beyeren (berjalan di atas bara batu api).