Jakarta, CNN Indonesia -- Kawah Sileri meletus di Desa Kepakisan, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Minggu (2/7/2017. Namun Dieng Culture Festival (DCF) tetap berjalan.
Puncak Dieng DCF berlangsung di Kompleks Candi Arjuna, Dataran Tinggi Dieng, 4-6 Agustus 2017 mendatang.
Ketua DCF VIII, Alif Fauzi mengatakan letusan Sileri berjarak sekitar 6 kilometer dari zona utama Dieng. Selain itu, Kawah Sileri dikenal kerap meletus dengan jenis letusan freatik atau mengeluarkan lumpur dan embusan asap belerang yang tak berbahaya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Sebenarnya tidak berbahaya, hanya panik saja. Jadi banyak yang berlari karena takut. Akhirnya terluka,” ujar Alif.
Alif menjelaskan, Kawah Sileri berada di zona dua atau kawasan penyangga. Dengan demikian, walaupun terjadi insiden, tak akan berpengaruh secara langsung terhadap kawan wisata utama. Lebih lanjut, Alif mengungkap, Kawah Sileri juga tak memiliki riwayat mengeluarkan gas beracun.
Karena kawah ini dinyatakan aman, meski kerap meletus, mulai skala kecil hingga sedang, seperti yang terjadi sekarang.
“Itu berada di zona penyangga, jadi tidak akan menggangu. Luka yang diderita oleh pengunjung itu bukan luka langsung akibat letusan melainkan karena lari, panik, dan terjatuh. Pelataran kawah terdiri dari kerikil,” ungkapnya.
Dia justru menyebut insiden di Kawah Sileri ini bisa menjadi daya tarik tersendiri. Dia mencotohkan Kawah Sikidang yang letaknya relatif dekat dengan kompleks Candi Arjuna. Kawah Sikidang justru menarik bagi wisatawan karena letupan-letupan lumpur kawah yang berpindah-pindah, menyerupai lompatan kijang.
“Yang jelas aman. Namun, kami bersama dengan instansi terkait juga tetap memantau dengan alat pengukur zat belerang di kawah. Jadi yang kami ukur bukan gas beracun melainkan kadar belerang,” terangnya.
Sementara itu, gelaran DCF 2017 yang kali ini bertema’ The Spirit of Culture’ nanti berisikan sejumlah acara. Antara lain Ritual Cukur Rambut Gembel, Akustik Atas Awan, Kirab Budaya, Parade Kesenian, Pesta Lampion, Ekspo UKM dan Purwaceng. Lokasi kegiatannya di seputaran Kompleks Candi Arjuna, Dieng Banjarnegara.
“DCF ini sudah menjadi agenda tahunan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banjarnegara serta didukung Kementrian Pariwisata. Bahkan sekarang sudah menjadi agenda nasional,” terangnya.
Bahkan saat ini seluruh tiket paket DCF 2017 sudah habis terjual atau
sold out. Tahun ini pihaknya menyediakan sekitar 3.500 tiket.
Tiket dijual dengan harga Rp 300 ribu.
Home stay di seantero kawasan wisata Dieng juga sudah habis dipesan. Namun, pengunjung masih memiliki kesempatan untuk menyewa rumah penduduk.
“Itu sudah termasuk suvenir untuk tamu. Ada pula tudung untuk nanti dilukis sendiri oleh pengunjung. Juga paket DCF lainnya, seperti pesta lampion, yang belum dapat
homestay. Bisa juga menyewa rumah warga. Harganya antara Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta per malam. Tergantung besar kecilnya rumah, dan jumlah rombongan,” ujarnya.
Sementara itu Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi proses
recovery kawasan Dieng, yang cepat dan tanggap menghadapi kasus seperti ini. Wisatawan tidak merasa khawatir untuk datang dan berkunjung ke DCF.
“Jika ada kejadian itu, yang paling penting bagaimana kita mengatasinya.
Crissis center kita jalan memonitor selama 24 Jam.
Recovery detinasi di Dieng sangat cepat, wajar bila Dieng banyak digemari wisman dan wisnus. Sebab, dataran tinggi Dieng menyuguhkan panorama yang begitu indah dan eksotis,” ujar Arief.
Lebih jauh Arief menjelaskan soal erupsi di Kawah Sileri, Dieng, Banjarnegara itu, pihaknya sudah menerima laporan dari Tim Crisis Center Kemenpar.
"Intinya, semua sudah kembali normal, jadi silakan kembali berwisata dan mengekaplorasi Dieng lagi," kata Arief.
"Tim Crisis Center Kemenpar sudah menggali informasi terbaru dari Pos Pengamatan Gunung Api Dieng. Mereka memastikan tidak ada kenaikan status waspada sehingga aktivitas pariwisata di kawasan dataran tinggi Dieng tetap berjalan normal," jelasnya.
Khusus di Kawah Sileri, disarankan untuk tidak terlalu dekat ke bekas kawah yang sempat erupsi itu. Arief menyadari, kebiasaan wisatawan nusantara itu, malah suka menantang bahaya,
selfie di dekat-dekat kawah itu. Lalu di-
posting di media sosial dan bangga, karena berada di daerah yang berbahaya.
Minimal, dalam radius 100 meter, dari kawah. Sedangkan, tujuan lain seperti Kawah Sikidang tetap berjalan normal. Lalu diperkuat dengan keterangan resmi dari BNPB bahwa kawasan Dieng sudah aman dan kembali normal.
"Sampai Senin (3/7/2017) tidak ada gempa susulan di Kawah Sileri. Kondisi kawah-kawah lain yang berada di kawasan tersebut juga berada dalam kondisi normal. Artinya lokasi tersebut aman bagi aktivitas pariwisata," paparnya.