Jakarta, CNN Indonesia -- Bali telah menjadi destinasi wisata favorit bagi wisatawan mancanegara (wisman) yang ingin menghabiskan waktu liburnya dengan pesta dan pantai.
Namun, tidak semua pengalaman wisata berujung manis. Banyak wisman yang tersandung berbagai masalah, mulai dari dengan warga lokal sampai hukum Indonesia.
Kara Godfrey, wartawan dari media asal Inggris, Express, menulis artikel mengenai beberapa hal yang sebaiknya dihindari oleh wisman jika tidak ingin liburannya di Bali berakhir dalam drama. Ia menulis artikel tersebut berdasarkan pengalaman beberapa respondennya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
 Bersepeda motor tanpa menggunakan helm merupakan salah satu larangan paling nyata di Bali. (ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana) |
Godfrey menulis, begitu kuatnya tradisi dan budaya masyarakat Bali, membuat setiap wisman yang berlibur ke sana wajib mematuhinya.
"Jika tidak, maka Anda akan dianggap tidak menghormati budaya setempat. Atau yang paling parah dijebloskan ke penjara," tulis Godfrey, dikutip dari
Express, Senin (10/7).
1. Menepuk kepala
Wisatawan mancanegara disarankan untuk tidak menyentuh atau sampai menepuk kepala warga lokal. Menurut Godfrey, bahkan untuk menyentuh kepala anak kecil saja merupakan hal yang sebaiknya tidak dilakukan selama berada di Bali.
"Anda akan dinilai kasar, karena kepala dinilai sebagai bagian tubuh yang suci," tulisnya.
2. Menggunakan tangan kiri
Menyerahkan uang, makanan, atau benda lainnya dengan tangan kiri juga dinilai tidak sopan di Bali. Jadi pelancong disarankan banyak menggunakan tangan kanan.
3. Menunjuk
Menunjuk dengan mengacungkan satu jari juga dinilai haram dilakukan selama berada di Bali. Godfrey menyarankan sebaiknya wisatawan menggunakan seluruh bagian tangannya ketika ingin menunjuk sesuatu, atau menggunakan jempol tangan kanan.
[Gambas:Instagram]4. Narkotika
Polisi di Bali tidak akan pandang bulu dalam menangkap pengguna, pengedar, maupun penyelundup narkoba di wilayahnya. Jika sudah tertangkap tangan terlibat dengan narkoba, maka wisatawan harus siap menanggung risiko masuk penjara sampai hukuman mati.
5. Ancaman teror
Bali juga pernah menjadi sasaran serangan teror besar beberapa tahun silam yang menewaskan banyak warga negara asing. Selain itu, Godfrey juga mengingatkan tingginya tingkat pencurian di daerah tersebut.
Apa benar Pulau Dewata semenakutkan itu?Ada banyak yang sepaham, namun ada juga pembaca artikel yang menilai sebaliknya. Mereka menganggap artikel Godfrey terlalu berlebihan.
David Wallis, menuliskan dirinya pernah tinggal di Indonesia selama 26 tahun dan tidak pernah mendapat masalah karena banyak menggunakan tangan kiri ketika berinteraksi dengan warga lokal.
"Siapapun yang menulis artikel ini, sepertinya tengah mabuk dan sebaiknya artikel ini dibuang ke tempat sampah," tegas Wallis.
Menurutnya, peraturan adat yang lebih ketat justru bisa dirasakan wisman jika liburan ke Aceh. Bukan ke Bali yang sudah terbiasa menerima kedatangan warga negara asing.
[Gambas:Instagram]Pembaca lain yang menuliskan komentar atas nama Richard20 sependapat dengan Wallis.
Ia mengaku sudah delapan kali melancong ke Bali, dan tidak pernah menghadapi masalah seperti yang diberitakan Express.
"Informasi mengenai Bali ini tidak benar. Saya sudah delapan kali ke sana, dan masyarakatnya justru sangat ramah. Jangan pernah ragu liburan ke Bali dan Indonesia," tegasnya.
(ard)