Sumba Barat Daya, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) hadir dalam Festival Tenun Ikat di Lapangan Galatama, Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Jokowi itu juga menghadiri Festival Sandelwood dan Parade 1.001 Kuda di beberapa kabupaten di Pulau Sumba.
Turut mendampingi Jokowi dan Ibu Negara Iriana Jokowi antara lain, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya dan Bupati Sumba Barat Daya Markus Dairo Talu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terima kasih Pak Presiden Jokowi, pariwisata NTT makin juara!" sambut Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam rilisnya, Kamis (13/7/2017).
Dalam sambutan Jokowi mengatakan, keunikan budaya bila dikelola dengan baik akan menjadi keunggulan di bidang pariwisata. Apalagi dengan 714 etnis yang tersebar di 17 ribu pulau, ini menunjukkan keanekaragaman yang dimiliki Indonesia.
"Inilah kebhinekaan kita, Bhinneka Tunggal Ika yang harus kita jaga karena sangat beragam," tutur Jokowi.
Untuk itu Jokowi mengimbau agar keunikan tersebut dapat dikelola dengan baik. Kemudian kegiatan promosi dapat dilakukan secara masif dan efektif agar wisatawan berbondong-bondong datang.
Keunikan yang dimiliki oleh Pulau Sumba misalnya kuda Sandelwood yang setiap tahun dipakai untuk parade, dan tak jarang digunakan untuk mas kawin. "Ini simbol kesatria," ucap Jokowi.
Keunikan lainnya yakni budaya cium hidung. Saat tiba di bandara, Jokowi dibisiki Bupati Sumba Barat Daya tentang cium hidung. "Itu adalah simbol napas kehidupan," imbuh Jokowi.
Menurut Jokowi, setiap keunikan dan kelebihan seperti ini dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
"Seperti acara Festival Sandelwood dan Kain Tenun Ikat Sumba hari ini. Keduanya adalah contoh nyata, bagaimana alam memberikan sebuah budaya lokal yang menjadi keunggulan dalam pariwisata," sebut dia lagi.
Jokowi juga mengharapkan agar Parade Kuda Sandelwood dan Festival Tenun Ikat Sumba tidak seperti kembang api, menyala terang satu kali tapi langsung redup.
Namun harus dibuat secara berkelanjutan sehingga harus dipikirkan cara untuk mempertahankan budaya ini. Dengan begitu tingkat kedatangan wisatawan tetap berlangsung meski tidak ada festival.
"Kemudian harus dikelola secara modern, banyak media sosial yang bisa dimanfaatkan untuk promosi, undang para blogger ke Sumba untuk membantu promosi yang ada. Kalau perlu cari sutradara film, baik nasional maupun internasional yang mau produksi filmnya dengan latar belakang keindahan Sumba, supaya NTT makin terkenal di mancanegara," ucapnya.
Kini NTT juga sedang mempersiapkan Tour de Flores 2017, 14-19 Juli nanti, dari Larantuka sampai ke Labuan Bajo. Kementerian Pariwisata memang tengah serius menjadikan NTT sebagai New Tourism Theritory.