Jakarta, CNN Indonesia -- Kepulauan Corsica yang berada di kawasan Perancis sudah lama terkenal akan keindahan pantai berpasir putih dan berdinding karang. Bagi yang berencana untuk datang, ada baiknya untuk mewaspadai kawanan sapi liar yang berkeliaran di sana.
Dilansir dari
Travel and Leisure pada Kamis (13/7), kawanan sapi liar yang berada di sekitar Pantai Corsica bukanlah jenis hewan yang mudah didekati, apalagi diajak berfoto selfie.
Belum lama ini ramai diberitakan, seorang wisatawan wanita yang mencoba berselfie malah ditanduk sampai giginya patah dan wajahnya berdarah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semenjak kejadian tersebut, pemerintah setempat mengimbau kepada wisatawan yang datang untuk tidak mengganggu kawanan sapi yang juga gemar berjemur di pinggiran pantai itu.
[Gambas:Instagram] “Kasus sapi menyerang wisatawan baru terjadi lagi setelah 40 tahun berselang. Di musim semi sampai musim panas, kawanan sapi liar memang banyak terlihat di pinggiran pantai. Kami terus berusaha mengatasi masalah ini,” kata Wali Kota Pietrosella, Jean-Baptiste Luccioni, seperti yang dilansir dari Euronews.
Beberapa langkah yang sedang dipikirkan pemerintah setempat untuk mengatasi insiden sapi liar versus wisatawan terulang ialah dengan memindahkan sapi jantan ke kawasan lain, sehingga populasi sapi yang berkembangbiak di Pantai Corsica akan berkurang.
Langkah lain yang juga dipertimbangkan ialah dengan membangun kandang di sekitar pantai.
Pemerintah setempat akan bekerja sama dengan kelompok pengendali hewan liar, Louvetrie.
Kelompok bentukan masyarakat setempat yang telah didirkan sejak abad ke-delapan ini memang bertugas mengendalikan hewan liar yang mengganggu, seperti serigala dan babi hutan.
Namun, seperti yang dikutip dari
The Wall Street Journal, sejumlah anggota Louvetrie menolak untuk membunuh babi hutan dan sapi, karena mereka menganggap kalau dua kawanan hewan tersebut masih bisa hidup berdampingan dengan manusia.
“Selama berabad-abad, kami bertugas untuk mengendalikan hewan liar. Tapi, kami tidak membunuh hewan lokal,” kata salah satu anggota Louvetrie.
(ard)