Kefamenanu, CNN Indonesia --
Acara sport tourism memang menjadi salah satu strategi Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dalam menggaet wisatawan. Baik wisatawan mancanegara (wisman) maupun wisman nusantara (wisnus).
Setelah sukses menggelar acara motorcross di Aruk, Sambas, Kalimantan Barat, kini giliran wilayah perbatasan Nusa Tenggara Timur (NTT) yang digarap. Kemenpar mendukung acara kejuaraan Road Race Lintas Batas.
Acara yang berlangsung 22-23 Juli 2017 ini berlangsung di Sirkuit Oemanu - Kefamenanu, Kabupaten Timur Tengah Utara. Harapannya, ajang
sport tourism ini bisa memberikan dampak positif bagi perkembangan dunia pariwisata dan menyasar wisman dari Timor Leste. Road Race Lintas Batas yang mengusung tema ‘Safety For’ ini diikuti 148 pembalap.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita targetkan 148 pebalap dengan rincian 17 grup dari Republik Demokratik Timor Leste (RDTL), 10 Group Oekusii, 9 Group Suai," UJAR Sekdis Pariwisata Timor Tengah Utara (TTU), Yohanes.
Ia menambahkan, Road Race Lintas Batas ini merupakan kolaborasi antara Kefa Racing Team dan Pemkab TTU dan IMI provinsi NTT. Targetnya adalah 1.000 wisman Timor Leste dan 6.000 wisnus.
Ketua Panitia Road Race Lintas Batas Hendricus KO Meko memaparkan, ada 17 kelas yang dilombakan untuk memperebutkan piala bergilir Kapolda dan Piala Tetap Bupati TTU, serta piala tetap Kapolres TTU Cup Race 2017.
"Road Race juga dimeriahkan hiburan seperti
dance, free style, live music, dan penyanyi lokal dari Kefamenanu dan juga dari negara bagian Distrik Oecusy," tambahnya.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar, Esthy Reko Astuti berharap Timor Tengah Utara dapat menjadi kota festival budaya bagi Indonesia dan Timor Leste. Selain itu juga menjadi arena ajang
sport tourism.
“Timor Leste sangat bisa diajak untuk terlibat dalam festival karena antara timur dan barat Pulau Timor memiliki budaya yang sama.
Sport tourism kini juga bisa menjadi atraksi baru. Semuanya menjadi ajang untuk meningkatkan hubungan persahabatan yang lebih erat lagi bagi dua negara bertetangga ini,” katanya.
Ia juga menjelaskan, Kemenpar terus menggelar ragam acara internasional dan destinasi
crossborder sebagai pasar potensial di daerah perbatasan, termasuk NTT yang berbatasan langsung dengan Timor Leste ini.
“Ada 21
event siap digelar sepanjang tahun 2017. Setelah Konser Mario G Klau ini dan Road Race Lintas Batas ini, Kemenpar telah menyiapkan sederet
event yang berskala internasional lainnya. Untuk TTU sudah disiapkan empat agenda,” jelasnya.
Hal ini sejalan dengan kebijakan Menteri Pariwisata Arief Yahya yang terus melanjutkan program menangkap peluang baru di titik-titik lintas batas dengan negara tetangga.
“
Crossborder itu bisa menjadi generator baru untuk menembus wisatawan mancanegara. Dengan menaikkan wisman dari crossborder, masyarakat yang dekat dengan perbatasan juga ekonominya harus terus meningkat dampak dari pariwisata,” tegasnya.
Timor Tengah Utara merupakan salah satu daerah perbatasan antara Negara Bagian Distric Oecuusy dan Republic Demokrat Timor Leste yaitu di terletak di dua jalur pintu perbatasan antara Ridistric Oecusi. tepatnya terletak di pintu masuk daerah Napan, Hau Meni Ana dan Wini, serta pintu daerah perbatasan Mota'ain.
Daerah ini memang merupakan salah satu tujuan wisata. Wisatawan bisa menjejakkan kaki di perbatasan ini di garis Demarkasi yang memiliki lebar sekitar 30 meter. Garis ini merupakan tempat netral atau garis Internasional yang membatasi kedua negara.
Di sekitar garis demarkasi ini terdapat pemandangan unik, yakni ada pasar yang menjajakan beragam barang dagangan. Antara lain topi, tas, kaos, pasmina, dan kain-kain dengan berbagai macam motif yang bisa dibeli dengan mata uang Rupiah.