IKAM Yogya Dorong Monumen Plataran Jadi Ikon Wisata Sejarah

advertorial | CNN Indonesia
Senin, 31 Jul 2017 14:29 WIB
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menggelar promosi 10 destinasi prioritas melalui event perjalanan insentif di Provinsi Jawa Tengah.
Peringatan Serangan Umum 1 Maret (Foto;Detikcom)
Yogyakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menggelar promosi 10 destinasi prioritas melalui event perjalanan insentif di Provinsi Jawa Tengah. Acara ini bekerja sama dengan Ikatan Keluarga Akademi Militer (IKAM) Yogya di Hotel Grand Keisha, Yogyakarta, Sabtu (29/7/2017).

"Dengan acara insentif ini, segera mungkin kita membuat paket wisata yang menawarkan destinasi-destinasi sejarah, terutama kaitannya dengan sejarah kemerdekaan dan perjuangan IKAM," sebut Kepala Dinas Sejarah TNI AD, Brigjen Djashar Djamil dalam rilisnya, Senin (31/7/2017).

Dia melanjutkan, adanya event ini menopang salah satu destinasi prioritas, yakni Borobudur, "Selain ke Candi Borobudur, wisatawan juga disiapkan paket untuk mengenal sejarah dan berwisata ke museum-museum sejarah maupun monumen yang kita miliki di Yogyakarta," kata Djamil.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Djashar menjabarkan, banyak lokasi sejarah yang tidak bisa dipisahkan dari kemerdekaan bangsa Indonesia di Yogyakarta. Sebut saja, Monumen Plataran, Benteng Vredenburg, SMA BOPKRI 1 Yogyakarta, SMPN 2 Kalasan, Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara di Semaki, Akademi Militer Magelang, serta ke Monumen Perjuangan Taruna di Plataran-Kalasan.

"Itu semua punya arti, jika kita pelajari menjadi daya tarik sendiri dan menjadi daya tarik pariwisata. Apalagi ini masuk ke dalam 10 destinasi prioritas yang telah ditetapkan pemerintah," ujar Djashar.

Sementara itu, pemerhati sejarah dan juga penggagas acara ini, Indroyono Soesilo mengatakan Monumen Perjuangan Taruna atau yang lebih dikenal dengan Monumen Plataran memiliki potensi besar untuk ditetapkan sebagai destinasi wisata.

Indroyono menambahkan, monumen yang berlokasi di di Dusun Plataran, Desa Selomartani, Kecamatan Kalasan itu menyimpan sejarah perjuangan kemerdekaan.

Di situ, pada 24 Februari 1949, para perwira alumni Akademi Militer Yogya dan taruna MA-Yogya bertempur menghadapi pasukan Belanda. Beberapa dari mereka gugur. 

"Sejarahnya sangat dalam, dan punya banyak cerita perjuangan kemerdekaan. Bahkan salah satu Alumni MA Yogya gugur saat melindungi pasukannya yang tengah mengadakan gerakan mundur," ujar pria yang juga menjabat Ketua Tim Percepatan Wisata Bahari Kemenpar ini.

Indroyono mengajak kepada seluruh stakeholder terkait untuk memberikan dukungan perhatian pada wisata sejarah Monumen Perjuangan ini.

Dia mengatakan obyek wisata ini dapat diintegrasikan dengan obyek wisata di Kecamatan Kalasan. Seperti Candi Sambisari, Candi Kalasan, Candi Sari, Candi Kedulan dan juga dengan kompleks Candi Prambanan.

"Ini akan memberikan dampak bagus ke masyarakat dan 10 destinasi prioritas, jika Monumen Plataran dan rentetan wisata sejarah dapat berkembang bagus dan pesat," ujar Indroyono.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti mengucapkan terima kasih kepada IKAM yang telah mengemas wisata sejarah menjadi bagian percepatan 10 Bali Baru.

Apalagi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan bersama Menteri Pariwisata Arief Yahya sudah meluncurkan Badan Otorita Pariwisata (BOP) beberapa waktu lalu.

Kata Esthy, BOP ini akan menjadikan Borobudur sebagai destinasi pariwisata nasional dan internasional yang memiliki kekayaan wisata budaya dan mampu menarik 2 juta wisatawan mancanegara pada tahun 2019.

"Borobudur dikembangkan sebagai destinasi yang memiliki kekuatan daya tarik yang berbasis pada potensi heritage dan sudah diakui sebagai UNESCO World Cultural Heritage. Nah, wisata sejarah yang menjadi bagian dari IKAM ini menjadi bagian penting pengembangan Borobudur ke depan," ujar Esthy.

Kepala Bidang Promosi Perjalanan Insentif Kemenpar Hendri Karnoza mengatakan, BOP Borobudur bertugas melakukan koordinasi, sinkronisasi, dan fasilitasi perencanaan, pengembangan, pembangunan, dan pengendalian di Kawasan Pariwisata Borobudur.

"Critical success factor-nya ada di akses! Dan itu sudah ada jawabannya, Bandara new Yogyakarta international airport di Kulonprogo akan menjawab masalah aksesibilitas udara menuju Yogyakarta, jadi kami yakin, Wisata Sejarah di Yogyakarta akan menjadi bagian dalam mendukung 20 juta wisatawan mancanegara di tahun 2019 mendatang," kata Hendri.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER