Jakarta, CNN Indonesia --
Salah satu produk wine asli Bali, Sababay Wine ikut berkolaborasi dengan Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Sababay Wine memberikan alternatif baru bagi konsumen yang sedang mencari anggur twist-top yang rasanya enak, manis, dengan kandungan alkohol rendah.
Sababay Wine merupakan produk Indonesia yang dibuat dengan bahan dan proses pembuatan khas Indonesia. Produk-produknya juga sudah menembus pasar nasional dan internasional. Sangat tepat bila Wonderful Indonesia bisa disandingkan di setiap pruduknya," ujar Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Esthy Kemenpar Reko Astuti dalam keterangan tertulisnya, Kamis (110/8/2017).
Esthy menjelaskan, bila
co-branding dilakukan dua
brand yang sudah kuat, maka
leverage effect-nya akan sangat luar biasa. Kekuatan dua
brand tersebut bakal lebih
powerfull lagi. Kekuatan dua
brand tersebut bakal lebih
powerfull lagi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nantinya akan sama-sama menguntungkan antara brand Wonderful Indonesia dan para pengusaha atau
brand-brand tersebut," ucap Esthy.
Sekadar informasi, hingga Rabu (9/8/2017) sudah ada 20
brand yang bersinergi bersama Kemenpar. Semua ingin bersatu mendongkrak ranking Wonderful Indonesia yang saat ini menempati urutan 47 di World Economic Forum.
Rangking itu jauh di atas Thailand di posisi 83 dan Malaysia di urutan 97. Kebetulan, prestasi Sababay Wine juga lumayan oke. Pada 2015, keenam varian Sababay Wine telah mendapatkan penghargaan internasional, gold, silver, dan double gold. Bahkan, pada 2016 silam, Sababay Moscato d’Bali sukses mengalahkan Moscato Rosa Jacobs Crips yang sangat terkenal dari Australia.
"Itu sebabnya kami sangat antusias. Saat ini Sababay Wine telah tersedia di berbagai jaringan ritel modern, hotel, restoran, dan kafe di Jakarta serta Bali. Belakangan, Sababay juga masuk ke Medan dan Lombok. Selanjutnya, Sababay akan masuk Yogyakarta. Saat ini baru tahap membuka sub-sub distributor," ucap CEO Sababay Industry Evy Gozali.
Evy memaparkan, merk Sababay Wine merupakan terjemahan bahasa Inggris dari kawasan Teluk Saba di Gianyar, Bali. Di sana merupakan tempat winery Sababa Industry yang berdiri sejak 2010 silam.
Melalui Sababay Wine, Sababay Industry bertekad memperkenalkan wine asli Bali yang berasal dari buah anggur Alphonse lavalle, anggur merah lokal, dan Moscato, anggur hijau lokal.
"Hingga saat ini, Sababay mampu memproduksi 500 ribu botol wine asli Bali setiap bulannya yang dijual dengan harga Rp 200 ribu- Rp 300 ribu per botolnya. Kami membesut merek Sababay Wine, wine lokal asli Bali dengan varian Pink Blossom, Ludisia, Moscato d’Bali, dan Reserve Red," tambahnya.
Penyatuan kekuatan ini membuat Menteri Pariwisata Arief Yahya terlihat sumringah. Baginya,
co-branding penting dilakukan untuk memperluas jangkauan target pasar dan mengerek ekuitas dari
brand yang bergabung. Garuda Indonesia yang melakukan co-branding dengan Citibank misalnya.
Dua-duanya jadi makin leluasa memperluas pasar dengan saling memanfaatkan
customer base masing-masing. Garuda Indonesia bisa memanfaatkan
customer base-nya Citibank, begitu pula sebaliknya.
"Garuda Indonesia terangkat menjadi 'local champion yang mengglobal’. Sementara
brand Citibank pun terangkat menjadi 'global champion yang melokal'. Hasilnya adalah
win-win partnership yang menghasilkan entitas gabungan yang jauh lebih
powerfull," ucap Arief.
Saat ini, 20
brand lain yang akan melakukan MoU bersama Kemenpar terbagi dalam dua kategori, yaitu mitra
food dan
nonfood.
Brand-
brand tersebut antara lain Achilles, Garuda Food, Polygon, Sahid Group, Tiket.com, Alleira Batik & Gaia, Sunpride, Sarinah, Sekar Group, Krisna Oleh-oleh, Secrect Garden, Martha Tilaar, Malang Strudle, JJ Royal, Dapur Solo, Rumah Zakat dan Batik Trusmi.