CNN Indonesia --
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya berujar bila Generasi Pesona Indonesia (GenPI) dan Generasi Wonderful Indonesia (GenWI) bakal menjadi senjata andalan promosi pariwisata Indonesia. Hal itu ia sebutkan saat mengisi sambutan di acara penandatangan MoU Co-Branding Wonderful Indonesia.
"Mereka adalah anak-anak muda yang cinta Indonesia dan terus mempromosikan Wonderful Indonesia melalui media sosial," kata Arief.
"Anak-anak muda itulah yang membuat
trending topic di media sosial. Mereka juga akan mempromosikan bersama Co-Branding Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia".
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekitar 100 pengusaha yang mewakili
brand produk nasional pun terdiam. Sebab itu pula yang akan membuat
media value Kementerian Pariwisata (Kemenpar) jadi semakin kuat.
Media value itu akan semakin kuat dengan kolaborasi Co-Branding yang dilakukan bersama Dapur Solo. "Spirit-nya sama, Indonesia Incorporated," ungkap Arief.
"Kuliner efektif sebagai sarana promosi. Selain itu juga, kuliner bisa menjadi pintu masuk yang bagus untuk pariwisata," imbuh Deputi Bidang Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Esthy Reko Astuti.
Kuliner ini dipilih menjadi alat promosi karena memiliki keragaman dan potensi besar. Selain itu, kuliner dapat memikat wisatawan untuk berlibur ke Indonesia.
"Indonesia potensial menjadi negara pusat kuliner karena mempertimbangkan berbagai potensi kuliner sekaligus bahan baku yang kita miliki di seluruh pelosok Nusantara,"ujar Esthy.
Founder Dapur Solo Swan Kumarga mengaku sangat antusias sekali bisa bekerja sama dengan Kemenpar. Wanita berambut pendek itu juga akan menyandingkan
brand Dapur Solo dengan
brand Pesona Indonesia atau Wonderful Indonesia di setiap boks makanan, serta alat promosi lainnya yang diproduksi Dapur Solo.
"Saya antusias sekali Pak Menteri, sebelum MoU pada Kamis (10/8/2017) saya sudah mencetak di setiap kemasan Dapur Solo. Kuliner itu bagian dari pariwisata, dan saya sebagai pendiri Dapur Solo, walaupun belum begitu besar, saya yakin dengan melakukan kolaborasi bersama ini, Dapur Solo akan semakin besar," ucap Swan.
Lebih lanjut Swan menjelaskan latar belakang berdirinya Dapur Solo yang sudah dirintisnya sekitar 30 tahun lalu. Sebagai seorang ibu rumah tangga yang harus mengurus anak yang masih kecil waktu itu, tidak memungkinkan saya untuk bekerja di luar rumah. Berkat saran suami untuk usaha di rumah akhirnya saya kemudian berjualan jus dan rujak,salah satu makanan kesukaan saya waktu itu.
"Dengan bermodalkan sebuah brosur sederhana tulisan tangan dan sebuah sepeda ontel milik kami waktu itu, saya menyebarkan selebaran tersebut ke rumah-rumah tetangga. Usaha yang sangat sederhana ini saya mulai di garasi rumah kami pada tahun 1988, pendapatan dari Rp 3.000 per hari kian hari kian bertambah. Karena kecintaan saya akan kuliner Jawa terutama Solo asal kota kelahiran saya,kemudian saya menambahkan menu masakan rumah khas Solo," katanya.
Kini, tanpa terasa telah, 25 tahun telah berlalu, proses panjang yang tidak mudah telah saya lewati, berkat dukungan suami, usaha kuliner kami berkembang pesat. Pada 2006 usaha rumahan, kini telah menjadi sebuah restoran terkenal dengan merek terdaftar Dapur Solo.
"Dengan visi melestarikan budaya Indonesia terutama makanan tradisional Jawa khas Solo, kami berkomitmen akan terus mengembangkan kualitas produk kami melalui pelayanan yang prima oleh segenap sumber daya manusia kami yang berkarakter bangsa Indonesia," ujarnya.
Akhirnya kini beragam hidangan Dapur Solo menjadi andalan kuliner otenttik Indonesia. Ada juga beberapa hidangan khas yang didatangkan langsung dari Solo. Hidangan yang ditawarkan seperti Sosis Solo, Cabuk Rambak, Nasi Liwet, Tumpang Lethok, Brambang Asem, Selat Solo, Asem-asem Iga, Lontong Solo, Bubur Lemu, dan Pecel Ndeso Wijen Hitam.
"Selain camilan dan hidangan utama, tersaji juga hidangan penutup yang manis dan legit. Seperti ketan bubuk juruh, meniran, gethuk, dan wedut. Tidak ketinggalan sajian hangat, seperti wedang ronde, kacang tanah, dan wedang jahe gepuk khas angkringan Solo," ujarnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya pun mengapresiasi kolaborasi antara Wonderful Indonesia dan Dapur Solo untuk Co Branding. Arief pun terus mendorong kuliner Nusantara untuk tampil di pentas dunia. Sebab, Thailand, Vietnam, dan Malaysia sudah lebih dahulu menggunakan
teste makanan sebagai alat promosi dan diplomasi pariwisata.
"Potensi kita tidak kalah. Jenis makanan kita juga seabrek jumlahnya. Tinggal mengemas menjadi kekuatan yang memiliki
commercial value, bukan hanya
cultural value," tutur Arief.