Jakarta, CNN Indonesia --
Wapres Jusuf Kalla sempat menyinggung pariwisata Indonesia saat membuka Kongres Indonesia Diaspora ke-4 Global Summit. Ia mengajak para peserta kongres dan menteri untuk ikut menjelajahi kekayaan alam Indonesia.
Salah satunya yakni Malino di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Ia mengimbau agar kawasan konservasi alam Malino menjadi destinasi wisata favorit wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara.
"Ayo, nanti sama-sama ke Malino. Kita tingkatkan pariwisata Indonesia," ujarnya, Senin (21/8/2017).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kongres yang digelar di Grand Ballroom Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta Selatan ini dihadiri oleh Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Mendikbud Muhadjir Effendy, Menteri Tenaga Kerja Muhammad Hanif Dhakiri, dan Ketua Presidium Diaspora Indonesia Network Global Sofjan Wanandi.
Di kongres yang didukung oleh Kementerian Pariwisata ini, Jusuf Kalla juga meminta diaspora agar bisa membantu mengembangkan potensi Indonesia dari semua sektor. Antara lain pendidikan, kebudayaan, tenaga kerja, dan dunia usaha.
"Jangan selalu berpikir, apa yang sudah didapatkan dari negara, tapi apa yang sudah dilakukan untuk negara," ujarnya meniru pesan John F. Kennedy.
Pesan tersebut mengandung makna agar diaspora di Indonesia sebagai aset negara selalu berinovasi memajukan Indonesia dengan ilmu dan pengetahuan dari luar negeri. Ia juga mencontohkan bagaimana peran diaspora membangun negara, seperti Singapura dan Tiongkok.
"Indonesia juga bisa besar bukan karena jumlah (penduduk), tetapi juga kualitas," tegasnya.
Selain di bidang pendidikan dan kebudayaan serta ilmu pengetahuan dan dunia usaha, diaspora memiliki peran untuk mempromosikan wisata Indonesia melalui Wonderful Indonesia dengan jaringan di negara tempat tinggal. Apalagi, Indonesia telah meraih peringkat layak investasi (
investment grade) dari lembaga pemeringkat Standard & Poor’s.
"Dengan
investment grade ini lebih mempermudah upaya untuk menarik investor asing ke Indonesia dan juga tidak kalah penting untuk promosi pariwisata.
Tagline Wonderful Indonesia akan dibawa oleh diaspora Indonesia, apapun aktivitas mereka," jelasnya.
Kongres ini mengangkat tiga topik utama. Antara lain pendidikan dan kesehatan untuk Papua dan Papua Barat, kontribusi dari diaspora untuk penghematan energi dengan teknologi mutakhir, dan perlindungan diaspora Indonesia di global.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Esthy Reko Astuti mengatakan, Malino berpeluang menjadi idola wisatawan karena saat ini sudah didukung infrastruktur yang lebih baik.
"Sejak dulu Malino sudah menjadi tempat
refreshing dan tujuan wisata. Karena itu, kami berharap bisa meningkatkan lagi jumlah wisatawan dan menjadikan Malino sebagai salah satu destinasi wisata nasional," katanya.
Ia meminta Pemerintah Kabupaten Gowa menjamin kenyamanan para wisatawan. Sebab wisatawan yang datang berpotensi menjadi
repeater bila memiliki kesan mendalam terhadap sebuah
event.
"Kalau lokal sudah bergairah, baru menargetkan regional kemudian nasional serta internasional," ujarnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya juga berterima kasih pada kegiatan diaspora yang turut mempromosikan kekuatan pariwisata Indonesia. Mereka bisa menjadi ujung tombak promosi Wonderful Indonesia.
"Tentu dengan spirit Indonesia Incorporated," ucapnya.
Presiden Jokowi telah menempatkan pariwisata sebagai
leading sector sekaligus
core economy bangsa. Maka semua kementerian dan lembaga yang terkait dengan pengembangan kepariwisataan wajib mendukung target 20 juta wisatawan mancanegara (wisman) pada 2019 mendatang.