Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pariwisata (Kemenpar) terus fokus terhadap promosi destinasi wisata halal ke dunia. Kali ini giliran China yang ditawarkan destinasi wisata halal. Wisatawan mancanegara China terus digoda dengan paket-paket wisata halal.
Destinasi wisata halal dipamerkan dalam kegiatan Sales Mission di Kota Xi'an, Yinchuan, dan Beijing. Sales Mission di China melibatkan 9 seller dari Indonesia dan menggandeng 60 buyer Tiongkok di tiap kota. Tujuannya adalah mengembangkan wisata halal di sejumlah destinasi di Indonesia.
Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar I Gde Pitana mengatakan, pemilihan promosi ini memang terdengar tidak biasa karena digelar di China. Namun populasi masyarakat muslim di China dinilai besar. Contohnya Ibu Kota Ningxia Hui, Yinchuan yang populasi masyarakat muslimnya 34 persen dari 6,32 juta warga daerah otonom.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk Xian, memang belum sepopuler kota-kota besar di China seperti Beijing, Shanghai, dan lainnya. Namun Xian sangat terkenal akan wisatawan muslimnya. Islam diperkirakan sudah masuk ke Xian pada abad ke-7. Buktinya bisa dilihat dari keberadaan Great Mosque Xian yang berdiri sejak 742 masehi.
Selain itu, strategi untuk menggaet wisatawan muslim dari Tiongkok juga melihat sejarah masa lalu. Relasi Islam di Indonesia dan China sudah terjalin sejak abad ke-15. Perlu diketahui, Islam masuk ke Xian dari para pedagang Arab dan Persia
Faktanya, Industri wisata halal sedang marak di Indonesia. Banyak daerah di Indonesia yang sedang membangun berbagai macam aturan, sarana, dan fasilitas, dan pendukung lain demi mewujudkan berdirinya sebuah kawasan wisata halal yang memadai.
Salah satunya adalah Lombok yang menjadi salah satu tulang punggung Indonesia dalam industri wisata halal. Lombok pernah meraih penghargaan World Halal Travel Awards pada 2015 lalu. Dua penghargaan diraih sekaligus, yakni untuk kategori World Best Halal Destination dan World Best Halal Honeymoon Destination.
Selain itu, Sumatera Barat dan Aceh juga menjadi ujung tombak dalam industri wisata halal. Pada penghargaan World Halal Travel Awards 2016, Sumatera Barat mendapatkan dua penghargaan sekaligus, yakni World Best Halal Culinary dan World Best Halal Destination. Sedangkan, Aceh meraih predikat World Best Halal Cultural Destination.
"Ini yang akan kita tawarkan dalam Sales Mission ini. Selain itu, juga ada tiga daerah Indonesia yang juga akan jadi unggulan dalam program Sales Mission ini. Great Bali, Great Jakarta, serta Great Batam. Acara ini mendapat dukungan dari KBRI Beijing dan Garuda Indonesia," ujarnya.
Data Kementerian Pariwisata (Kemenpar) pada 2013 hingga 2016 menunjukkan pertumbuhan wisata halal cukup signifikan. Ada kenaikan hingga 15,5 persen, sedangkan unjungan wisatawan China ke Indonesia terus meningkat jumlahnya. Pada 2016 lalu, pertumbuhan kunjungan wisatawan Tiongkok naik 27 persen menjadi 1.452.971 orang.
"Tahun ini, di 2017, pemerintah menargetkan adanya kunjungan wisatawan Tiongkok di angka 2.057.000 orang. Sales Mission ini sebagai salah satu program yang diharapkan bisa membantu Kemenpar dalam mencapai pencapaian target wisman tersebut," katanya.
Menteri pariwisata Arief Yahya mengatakan, pasar China sangat potensial untuk dikembangkan. Maka ia meminta agar wisata halal diposisikan sebagai bisnis. Sebab segmen wisata ini dapat mendulang banyak keuntungan bagi ekonomi Indonesia yang merupakan negara mayoritas muslim.
Dari target 15 juta wisatawan asing di 2017, pemerintah menargetkan 20 persen dikontribusikan dari segmen wisata halal. Angka ini masih lebih kecil dari jumlah turis pariwisata halal Thailand yang mencapai 6 juta orang, Malaysia 5juta orang, dan Singapura 4 juta orang.
“Thailand mayoritasnya nonmuslim, tapi mereka bisa memposisikan bisnis mereka untuk wisatawan Muslim,” jelasnya.
Pada 2019 mendatang, Kemenpar menargetkan turis wisata halal dapat mencapai seperempat dari target total 20 juta wisatawan mancanegara. Apalagi angka belanja turis wisata halal termasuk besar, yaitu antara US$ 1.500-1.700 per kapita per hari. Jumlah tersebut lebih besar dari rata-rata belanja wisata mancanegara, yakni US$ 1.200 per kapita per hari.
“Kita menjual destinasi yang menarik dan jangan lupa Indonesia sudah diakui sebagai tempat wisata halah di dunia. Berwisata ke Indonesia tidak akan rugi,” tegasnya.