Jakarta, CNN Indonesia -- Tubuh-tubuh mungil itu mencoba memberikan perhatiannya pada sosok lebih tinggi di hadapan mereka. Sejurus kemudian dua lagu mengalir dibarengi gerakan-gerakan menggemaskan:
Wake Up dan
Gembira Berkumpul.
Notes of Joy, kelompok paduan suara anak taman kanak-kanak itu menyelesaikan tugasnya. Sontak sambutan menggemuruh di aula Sekolah PENABUR Internasional Kelapa Gading, Jakarta.
Mereka masih duduk di bangku TK tetapi musik memang tak memandang usia. Musik juga telah mendidik karakter mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Begitulah yang dirasakan Yenny Prajogo, ibunda dari salah satu anak kecil di kelompok paduan suara itu. Sejak mengikuti paduan suara, Ethan nama sang putra, sudah mulai memiliki rasa tanggung jawab dan lebih percaya diri.
"Dia bahkan mau mengerjakan pekerjaan rumah tanpa disuruh," kata Yenny, di sela-sela penyelenggaraan PENABUR Choir International Festival (PICF) 2017 hari ketiga, Jumat (8/9). "Kompetisi seperti ini bagus sekali," tuturnya lagi.
Yenny tak menyangka putranya yang duduk di kelas TK-B TKK 9 PENABUR menjadi salah satu anggota paduan suara yang meraih
golden ticket dan lolos ke PICF 2017.
"Jarang sekali mendengar dia bersenandung, menyanyi. Makanya saya kaget dia bisa terpilih anggota paduan suara dan kemudian mereka meraih golden ticket," kata Yenny.
Pendidikan karakter mesti dilakukan sejak dini dan paduan suara bisa menjadi salah satu wadahnya. Anak-anak kecil mulai dari TK bisa diajarkan paduan suara dan ternyata positif dampaknya.
Tapi mudahkah melatih anak-anak kecil itu untuk bernyanyi dalam harmoni? Ralna Yansepa Nalle, sang konduktor sekaligus pelatih Notes of Joy, mengatakan jelas tak mudah. "Butuh ekstra tenaga dan pikiran," ucapnya tersenyum.
Anak-anak TK, tuturnya, tak bisa dipaksa tapi lebih baik diajak bernyanyi bersama. Setiap anak juga tak bisa didekati dengan pendekatan yang sama.
Yang jelas, mengajar musik pada anak TK harus dengan cara menyenangkan.
"Anak-anak itu harus dilatih dengan suasana yang menyenangkan dan membuat mood mereka baik. Kalau mood buruk, sulit bagi mereka mengikuti," ujarnya.
Paul Smith, salah satu juri PICF 2017 yang berasal dari Inggris, mengatakan melatih paduan suara TK itu sebetulnya sangat menyenangkan. Anak-anak itu masih polos dan belum punya minat tertentu mengenai lagu sehingga sangat bisa diarahkan.
"Inilah masa mereka mengeksplorasi suara musik, permainan musik, dan bagaimana menjadi bagian yang lebih besar dari diri sendiri. Ini memang bisa bikin gila, tapi ini menyenangkan. Harus lebih kreatif," tuturnya.
Total ada delapan kelompok paduan suara TK yang mengikuti PICF 2017 yang berlangsung pada 5-9 September 2017. Seluruhnya adalah sekolah TK di bawah BPK PENABUR Jakarta.
PICF 2017 sendiri hari ini memasuki hari terakhir dan merupakan hari yang dinanti-nantikan oleh 131 kelompok paduan suara yang mengikuti kompetisi dua tahunan itu, yaitu pengumuman pemenang dari delapan kategori yang diperlombakan.
Setelah itu, para peserta akan bertemu dengan para juri dalam acara Meet The Juries. Di sini mereka akan saling bertukar pikiran mengenai kelebihan dan kekurangan penampilannya.
Lalu PICF 2017 akan mempertemukan para pemenang setiap kategori dalam Grand Prix Performances untuk mendapatkan pemenang Grand Prix Champion. Setelah itu, tibalah saatnya acara penutupan.
Sebagai informasi, segera setelah penyelengaraan PICF tahun ini selesai, BPK PENABUR Jakarta akan membuka pendaftaran untuk PICF 2019. Pantau terus website www.picf.or.id dan media sosial Twitter @BPKPENABURJkt, Facebook Humas PENABUR Jakarta, atau email
[email protected].