Jakarta, CNN Indonesia -- Dalam film horor lokal, Malam 1 Suro selalu identik dengan hal yang berbau mistis. Nyatanya, malam sakral tersebut justru menjadi momen untuk mensyukuri berkah yang diberikan Tuhan.
Malam 1 Suro berdasarkan penanggalan dalam Kalender Jawa, yang berarti Malam Tahun Baru. Masyarakat wajib bersuka cita selama semalam.
Ada banyak versi mengenai Malam 1 Suro. Yang pasti, momen tersebut merupakan bentuk percampuran budaya Jawa, Hindu dan Islam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari situs
Indonesia Kaya dan berbagai sumber, disebutkan kalau Malam 1 Suro eksis sejak 1613 setelah Sultan Agung, pemimpin Kerajaan Mataram pada saat itu, ingin masyarakatnya tak lagi mengikuti Kalender Saka (Hindu). Sang Sultan ingin masyarakatnya mulai mengikuti Kalender Hijriah (Islam).
Sebagai salah satu bentuk usahanya, Sultan Agung lalu memadukan tradisi Jawa dan Islam. Beliau mengenalkan 1 Muharram, tahun baru dalam Islam, sebagai 1 Suro.
Iring-iringan meriah di jalanan atau yang disebut kirab lalu menjadi acara puncaknya. Kekayaan alam menjadi hidangannya, yang bisa dinikmati seluruh lapisan masyarakat yang hadir.
 Ilustrasi. Ada banyak versi mengenai Malam 1 Suro. Yang pasti, momen tersebut merupakan bentuk percampuran budaya Jawa, Hindu dan Islam. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko) |
Kebo Bule (kerbau) ikut dihadirkan sebagai bintang acara. Hingga saat ini, sosok hewan mamalia tersebut dianggap keramat.
Hampir sama dengan Solo, kirab di Yogyakarta juga menghadirkan arak-arakan benda pusaka. Istilah ‘mencuci keris’ berasal dari sini.
Tahun berganti, Malam Satu Suro tetap dirayakan sebagai warisan tradisi. Sultan Agung telah lama tiada, namun kini seluruh masyarakat di sana tetap memegang teguh pesannya, bahwa tahun baru harus menjadi titik baru yang diawali dengan doa demi ketenangan batin dan semesta.
Dari situs resmi Dinas Pariwisata Solo, diinformasikan kalau tahun ini, Kirab Malam 1 Suro akan dilaksanakan pada Kamis (21/9) mulai pukul 00.00 WIB sampai Jumat (22/9) pukul 23.15 WIB.
Kirab Kebo Bule dan benda pusaka akan mengambil rute Keraton Kasunanan Surakarta, keliling Keraton Surakarta sampai Pura Mangkunegaran.
(ard)