Bukak Klambu, Inspirasi Lelang Perawan di Nikahsirri.com

Filani Olyvia | CNN Indonesia
Senin, 25 Sep 2017 11:57 WIB
Pendiri nikahsirri.com mengungkapkan situs ini terinspirasi dari bukak klambu di novel Ronggeng Dukuh Paruk yang melegenda sejak zaman Belanda.
Dalam laman tersebut, pengelola situs dengan gamblang menawarkan 'jasa' lelang perawan kepada laki-laki berduit yang menginginkan pernikahan. (OmarMedinaRD/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kemunculan situs nikahsirri.com beberapa waktu lalu sontak jadi perhatian masyarakat. Bagaimana tidak. Dalam laman tersebut, pengelola situs dengan gamblang menawarkan 'jasa' lelang perawan kepada laki-laki berduit yang menginginkan pernikahan. Tak cuma lelang perawan, situs ini juga menawarkan lelang perjaka.

Selain soal meraih keuntungan ekonomi, situs ini pun mengklaim tagline 'mengubah zinah menjadi ibadah.'

Dalam situs resminya, mereka mengklaim bahwa penyelenggaraan lelang perawan ini adalah upaya untuk melestarikan budaya asli Indonesia yang ketimuran dan adiluhung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aris Wahyudi, pendiri nikahsirri.com yang saat ini telah diringkus polisi justru menyebutkan bahwa jasa yang ditawarkan dalam laman besutannya itu terinspirasi dari novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari, yang sudah diadaptasi menjadi film Sang Penari (2011).


Aris mengungkapkan bahwa lelang keperawanan menjadi budaya tersendiri di Indonesia sejak zaman penjajahan Belanda, yang dalam istilah Jawa disebut dengan bukak klambu.

Pada dasarnya, dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk, tradisi bukak klambu hanya wajib dilakukan oleh seorang calon penari Ronggeng, bukan oleh seluruh perawan desa.

Untuk menyematkan gelar ronggeng pada dirinya, Srintil, tokoh utama dalam novel tersebut, harus melewati beberapa rangkaian proses penobatan yang terkesan sakral dan mistis.

Pertama adalah upacara permandian yang secara turun-temurun dilakukan di depan makam Ki Secamenggala, leluhur warga Dukuh Paruk.

Kedua, calon ronggeng harus menjalani prosesi bukak klambu. Proses ini berarti bahwa dia harus menyerahkan keperawanannya pada lelaki yang berani bayar mahal. Ini juga dikenal sebagai lelang keperawanan.


Bagi yang pernah membaca novel karya Ahamd Tohari ini secara utuh, pasti dapat menangkap makna yang ingin disampaikan oleh sang penulis bahwa tradisi bukak klambu atau lelang keperawanan pada masa itu bukanlah suatu tradisi yang sakral.

Melainkan hanya akal-akalan tokoh desa, yakni suami istri Kertareja, yang merasa ikut jadi pemilik tubuh Srintil, untuk menjadikannya 'investasi' ekonomi bagi seluruh warga desa.

Buktinya, pada pelaksanaan sayembara bukak klambu, suami istri Kertareja bahkan menipu dua lelaki sehingga mereka mendapatkan bayaran dobel untuk mendapatkan keperawanan Srintil, yang saat itu bahkan sudah tidak perawan lagi karena sudah berhubungan seks dengan Rasus, lelaki yang dicintainya.


Melalui penghasilannya, maupun hadiah personal yang diberikan padanya sebagai ronggeng, Srintil menjadi salah satu perempuan terkaya di Dukuh Paruk. Tapi tak jarang suami istri Kartareja mengambil bagian yang lebih besar daripada bagian yang diterima oleh Srintil.

Hal ini yang lantas jadi cikal bakal penyempitan makna dari ronggeng, antara lain dengan praktik prostitusi yang diselenggarakan setelah pertunjukan selesai.

Selain terinspirasi dari Ronggeng Dukuh Paruk, Aris sempat menyebutkan bahwa dia terinspirasi dari lelang keperawanan di Rumania yang dilakukan oleh model Aleexandra Kefren. (chs)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER