Banyunwangi, CNN Indonesia -- International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) 2017 sukses digelar. Sebanyak 19 tim dari 29 negara melahap 533 kilometer yang terbagi dalam 4 etape. Tiap etapenya mengangkat kekayaan budaya masyarakat lokal.
Hasilnya nama Banyuwangi kian berkibar di mana-mana. Dampak ekonomi secara langsung maupun tidak langsung sangat positif.
"Ini (ITdBI) bagian kecil dari penyelenggaraan keseluruhan
event di Banyuwangi. Bagi kami Banyuwangi harus membuat banyak
event agar semakin banyak orang yang tahu Banyuwangi. Mudah-mudahan
event ini bisa menyempurnakan
event-
event lainnya yang akan digelar," ujar Bupati Banyuwangi Azwar Anas dalam rilisnya, Senin (2/10/2017).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Azwar Anas menjelaskan setelah ITdBI, Banyuwangi masih diisi dengan berbagai kegiatan
event pada Oktober. Sehari setelah ITdBI misalnya, tepatnya pada 1 Oktober 2017 ada
event Kebo-Keboan yang berlangsung di Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh.
Ritual Kebo-Keboan adalah tradisi kuno sejak masa kerajaan Blambangan yang terus dilestarikan dan diagungkan masyarakat Alasmalang. Sebuah ritual yang mensyukuri karunia Tuhan atas tanah yang subur dan indah serta panen yang melimpah.
Kemudian pada 6 dan 7 Oktober 2017 akan ada Jazz Ijen Summer yang menghadirkan berbagai penyanyi nasional dan internasional. Setelah itu, ada ribuan penari yang akan menari Gandrung pada 8 Oktober di Pantai Boom Banyuwangi.
"Kalau kami tidak membuat berita, kami tidak akan punya
value yang lebih. Jadi hampir setiap hari ada
event di Banyuwangi. Alhamdulillah
event yang kami selenggarakan membuat pemberitaan Banyuwangi tidak pernah berhenti sehingga orang-orang ingin hadir di Banyuwangi," kata Azwar.
Melalui
event-
event itu pula menjadikan konsolidasi masyarakat dan pemerintahan semakin terbangun. Hasilnya pun sudah mulai dapat dirasakan.
Kemiskinan di Banyuwangi yang dulu mencapai 24 persen kini turun drastis tinggal 8,17 persen. Begitu juga dengan pengangguran terbuka yang dulunya mencapai 6 persen kini tinggal 2,55 persen.
"
Income per kapita di hitungan lama sebesar Rp 16 juta per orang per tahun jauh di bawah Jember, Malang, dan sebagainya. Tapi sekarang Alhamdulillah, Banyuwangi walau tanpa mal,
income per kapitanya menyalip jauh hingga Rp 41,6 juta orang per tahun," ujar Azwar Anas.
Begitu juga dengan gini rasio di Banyuwangi juga turun. Jika dulu tidak ada penerbangan, tetapi saat ini dengan dukungan dari pemerintah provinsi Jawa Timur terdapat enam penerbangan dalam satu hari.
Bahkan mulai bulan depan Bandara Blimbingsari akan dikelola oleh Angkasa Pura sehingga dengan demikian pelayanan akan semakin baik. "Dan di tahun 2018
international flight akan terlaksana di Banyuwangi," kata Bupati.
Karena itu, ia atas nama Pemda Banyuwangi mengucapkan rasa terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada seluruh pihak yang telah menyukseskan ITdBI 2017 kemarin. Termasuk dukungan dari Kementerian Pariwisata.
"
Event ini membutuhkan tenaga dan kerja sama yang besar karena ITdBI merupakan ajang internasional dengan berbagai kriteria yang harus dipenuhi. Karena kalau ada sesuatu yang kurang akan mengurangi nilai dari balapan sepeda ini," kata dia.
Deputi Bidang Pengembangan dan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Esthy Reko Astuti mengatakan yang dilakukan Bupati Azwar Anas dalam membangun pariwisata di Banyuwangi sangat luar biasa.
Ia menyebut Banyuwangi sebagai model sukses dari penyelenggaraan
event-
event di Indonesia.
"Juga menjadi model dari komitmen kepala daerahnya yang menjadikan pariwisata sebagai prioritas. Sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo yang menjadikan sektor pariwisata sebagai salah satu
leading sector perekonomian bangsa," kata Asisten Deputi Segmen Bisnis dan Pemerintah Kemenpar Tazbir.
Ia mengaku dalam menyelenggarakan 70
event lebih dalam satu tahun bukanlah hal mudah. Dibutuhkan komitmen yang tinggi dari kepala daerahnya untuk merangkul dan mengajak seluruh
stakeholder terkait.
"Banyuwangi telah membuktikannya. Ini yang akan menjadi model nasional," kata Tazbir.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengucapkan selamat atas keberhasilan Banyuwangi yang kembali sukses menyelenggarakan International Tour de Banyuwangi Ijen 2017.
Menurutnya, Kementerian Pariwisata sangat membutuhkan
event-
event yang dapat menjadi magnet pariwisata.
"Banyuwangi dengan
event-
event-nya harus bisa menjadi magnet yang besar untuk pariwisata Indonesia," ujar Arief.
Arief mengatakan melalui pariwisata, Banyuwangi dapat berkembang dan memberikan manfaat langsung bagi masyarakat.
"Semoga Banyuwangi terus konsisten dengan
event-
event-nya. Penilaian
excellent dari UCI untuk International Tour de Banyuwangi Ijen harus terus dipertahankan dan lebih diperbesar lagi penyelenggaraannya Sehingga Banyuwangi bisa terus menjadi destinasi wisata populer di Indonesia," ujar Arief.