STP NHI Komitmen Cetak SDM Andal Pariwisata

adv | CNN Indonesia
Selasa, 03 Okt 2017 16:12 WIB
Sebagai salah satu dari lima unsur dalam pentahelix, Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) NHI Bandung berkomitmen mencetak SDM handal pariwisata
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebagai salah satu dari lima unsur dalam pentahelix, Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) NHI Bandung berkomitmen mencetak SDM handal pariwisata. Salah satunya diwujudkan dengan menggelar International Tourism Jambore (ITJ) yang berlangsung pada 29 September hingga 1 Oktober 2017 di Taman Buru Masigit Kareumbi, Desa Leuwiliang, Cicalengka, Jawa Barat.

Kegiatan yang digelar dalam rangka memperingati Hari Pariwisata Dunia ini diikuti sebanyak 200 peserta dari 33 institusi pendidikan pariwisata dalam negeri dan dua institusi pendidikan luar negeri, yaitu Cavite State University-Imus Philippines dan Universiti Utara Malaysia.

Ketua STP NHI Bandung Dr. Anang Sutono mengatakan, ITJ 2017 menghadirkan beberapa narasumber dengan materi terkait tiga isu utama. Isu itu antara lain Sustainable Tourism as a Tool of Development,  The Spirit of ‘Wonderful Tourism’ dan Digitalization and Connectivity.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kegiatan ini memberi kesempatan kepada para peserta untuk membangun karakter sebagai pemimpin. Generasi yang mampu memahami konsep visi dan misi kehidupan dan memiliki karakter yang solid," ujar Anang.

Anang menjelaskan International Tourism Jamboree dilaksanakan untuk memfasilitasi pertukaran informasi dan jejaring antarinstitusi perguruan tinggi pariwisata Indonesia dan ASEAN. Sebagai wadah pemersatu serta ajang promosi pariwisata Indonesia.

"Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat menciptakan generasi pariwisata muda yang tidak hanya memiliki kesadaran akan pentingnya pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism) namun juga dapat mempengaruhi lingkungan untuk mempraktikkan prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan," ujar Anang.

Ketua Lembaga Profesi Pariwisata Nasional Indonesia I Gusti Putu Laksana yang hadir sebagai salah satu pembicara, menyatakan ada tiga hal yang menjadi isu utama dalam membangun jiwa kepemimpinan SDM pariwisata sebagai modal menghadapi kompetisi global (ASEAN). Hal itu disampaikan dalam paparannya yang berjudul ‘Readiness of Tourism Human Resources Facing Global Competition (ASEAN)’.

Tiga hal itu antara lain Pariwisata Internasional, Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community) dan ASEAN MRA (Mutual Recognition Arrangement), serta peluang dan tantangan yang dihadapi oleh insan pariwisata Indonesia dalam menghadapi kompetisi global.

"Dalam menghadapi kompetisi global ASEAN, tentunya banyak peluang dan tantangan yang akan dihadapi oleh tenaga profesional di bidang pariwisata," ujar Putu Laksana.

Karena itu, ia menjelaskan tenaga profesional pariwisata dituntut untuk menguasai kompetensi (competency) yang merupakan kombinasi dari keahlian (skill), pengetahuan (knowledge), dan perilaku (attitude).

"Kualifikasi dari kompetensi tersebut dapat diperoleh melalui pelatihan, pendidikan, serta pengalaman pekerjaan," kata dia.

Selain itu, Putu juga menjelaskan lima poin penting yang membentuk seseorang menjadi pemimpin hospitality yang baik. Lima poin tersebut adalah innovation, vision, inner values, inspiration, dan communication.

"Dengan adanya keinginan untuk berinovasi, seorang pemimpin akan menciptakan suatu visi yang akan dicapai dengan adanya dukungan dari nilai-nilai kepribadian (inner values) yang kemudian memunculkan inspirasi yang disampaikan melalui komunikasi yang baik sehingga inovasi tersebut dapat diwujudkan," ujarnya.

Dalam kegiatan ITJ 2017, para peserta menghasilkan Wonderful Tourism Leader (WTL) Credo dan Protokol Kareumbi. WTL Credo dijadikan sebagai paham yang mendasari prinsip-prinsip pembangunan wisata berkelanjutan (sustainable tourism).

WTL Credo dibuat dengan gimmick, yakni love, empathy, awareness, dynamic, enthusiasm, responsiveness, dan solidarity. WTL Credo tersebut tertuang dalam Protokol Kareumbi, yakni berkontribusi dalam pembangunan masyarakat, mengimplementasikan aktivitas sederhana mendayagunakan digitalisasi, dan menciptakan pemimpin-pemimpin pariwisata (tourism leaders).

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi terselenggaranya International Tourism Jamboree yang untuk pertama kalinya digelar ini. Menurutnya, penerapan prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan sudah harus menjadi pegangan dan dasar bagi para stakeholders pariwisata. Terlebih Indonesia merupakan negara dengan nature and culture resources yang masuk dalam "Top 20 in the World".

"Karena itu, dibutuhkan SDM-SDM pariwisata dengan karakter pemimpin yang dapat menerapkan prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan. STP NHI sebagai salah satu stakeholder pariwisata telah membantu mewujudkannya melalui ITJ 2017," ujar Arief.

Kementerian Pariwisata selalu berkomitmen untuk mendukung pihak-pihak dalam penerapan prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan. Beberapa waktu lalu Kemenpar menggelar ‘Wonderful Indonesia Tourism Awards 2017’ yang didalamnya memberikan apresiasi terhadap pihak-pihak yang telah melakukan tindakan nyata. Salah satunya penghargaan Indonesia Sustainable Awards.

Arief sendiri telah menerbitkan Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan untuk Indonesia. Hal itu sebagai komitmen dan keseriusan pelaksanaan Sustainable Tourism Destination (STD) di Indonesia.

Standar Destinasi Pariwisata Berkelanjutan yang digunakan sudah direkognisi oleh UNWTO dan diadopsi dari standar GSTC yang terdiri dari empat standar. Standar itu antara lain pengelolaan destinasi pariwisata berkelanjutan, pemanfaatan ekonomi untuk masyarakat lokal, pelestarian budaya bagi masyarakat dan pengunjung, serta pelestarian lingkungan.

"Pariwisata memiliki keunggulan dalam menjaga lingkungan dengan menerapkan environment sustainability atau tourism sustainability dengan prinsip yakni ‘Semakin dilestarikan, semakin menyejahterakan’,” kata Arief.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER