Jakarta, CNN Indonesia -- Berbagai cara terus dikembangkan untuk menggarap potensi pariwisata halal. Salah satunya Provinsi Banten yang dikenal memiliki proyek percontohan obyek wisata halal akan membangun Museum Umrah.
“Kami sadar potensi pariwsata halal di Banten sangat besar. Oleh karenanya baik destinasi dan atraksi serta kuliner harus disiapkan secara matang. Kami juga bersyukur di Banten akan dibangun Museum Umrah. Ini akan menjadi daya tarik tersendiri, semoga bisa cepat direalisasikan dan akan menjadi destinasi wisata yang sangat bagus,” ujar Public Relation Ittihadul Muballiqin Muhammad Yanvi Alex dalam rilisnya, Rabu (11/10/2017).
Alex yang juga menjabat ketua Badan Otonom Lembaga Amil Zakat Ittihadul Muballighin (Lazim) mengatakan untuk mendukung terbentuk Museum Umroh akan dibentuk Komite Umroh Haji & Industri Halal (KUHI).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
KUHI ini nantinya akan menjadi bisnis Muballighin secara nasional maupun internasional.
“Sesuai dengan arahan Kemenpar bahwa kita sama-sama bergerak untuk meningkatkan pendapatan maupun kunjungan wisatawan agar mampu mencapai target yang diharapkan. Dengan adanya KUHI ini minimum pengelola haji dan umrah dari Arab Saudi akan kita ajak untuk mengunjungi Indonesia,” tuturnya.
Lebih lanjut, Alex mengatakan dengan KUHI nantinya diharapkan wisman khususnya dari negara Timur Tengah tertarik berlibur ke Indonesia.
Selain itu KUHI kini sedang menyiapkan wisata kuliner berupa program Indonesia Halal Food sebagai daya tarik untuk merangsang wisman muslim menyambangi Indonesia.
“Nantinya ini Lazim akan turut menggairahkan industri pariwisata dengan berbagai terobosan dan program yang sudah disusun dan direncanakan. Salah satunya adalah dengan mendirikan Museum Umrah. Rencananya museum tersebut akan segera didirikan dan berlokasi di wilayah Banten,” ucap Alex.
“Dengan adanya museum ini tentu akan menjadi daya tarik pariwisata di dalam negeri, sebab sejauh ini belum ada tempat khusus yang memberi informasi mengenai berbagai hal tentang umrah, mulai dari sejarah umrah di Indonesia maupun hal menarik lainnya yang berkaitan dengan ibadah ke Tanah Suci,” tambahnya.
Deputi Bidang Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti menyebut, potensi kunjungan wisata halal ke Banten tergolong tinggi dan bisa membidik pangsa pasar Timur Tengah yang masih terbuka lebar. Oleh sebab itu sangat tepat jika Museum Umrah siap dibangun di sana.
“Untuk menggaet pangsa pasar tersebut kami telah menyiapkan empat pilar pengembangan wisata halal. Pilar pertama yakni terkait kebijakan dan regulasi. Berbicara kedua hal tersebut tentu sangat berkaitan dengan pemerintah pusat dan daerah,” ucap Esthy.
Pilar kedua yaitu pemasaran. Menurut Esthy, destinasi wisata harus melihat kebutuhan pasar. Adapun pilar ketiga dan keempat terkait dengan pengembangan aneka atraksi dan akses transportasi.
“Hal itu bertujuan supaya wisatawan merasa nyaman dan sesuai dengan tujuan wisata halal,” ujarnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, Indonesia telah berhasil naik satu peringkat dalam Global Muslim Travel Index (GMTI) 2017, dari posisi ke tiga dari posisi empat.
Ke depannya ia meyakini Indonesia bisa melampaui Malaysia dan UEA yang kini di peringkat dua teratas. Panduan industri wisata halal dunia seperti GMTI bisa jadi acuan Indonesia untuk membenahi wisata halal.
“Semua PR wisata halal Indonesia termasuk infrastruktur, kebersihan dan higienis, harus bisa dikuantifikasi sehingga arah perbaikannya jelas,” ujar Arief.