Nusa Dua, Bali, CNN Indonesia -- Mengukur kualitas minuman anggur atau
wine kerap dikaitkan dengan lamanya penyimpanan. Banyak orang bilang, semakin lama menyimpan
wine maka kualitas rasa yang didapatkan pun semakin maksimal.
Namun ternyata proses menyimpan
wine tak bisa sembarangan. Ada sejumlah teknik untuk tetap menjaga kualitas
wine.
Manajer pemasaran Hatten Wines—produsen
wine lokal di Bali, Reditya Candra Dewi mengatakan,
wine tak memiliki waktu kadaluwarsa. Hanya saja ada 'masa enak' yang akan berubah jika wine baru diminum setelah disimpan terlalu lama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"
Wine itu masa enaknya bisa berubah, seperti buah
deh, setelah dikupas rasanya pasti berbeda," ujar Candra saat ditemui di kawasan Nusa Dua, Bali, Sabtu (14/10).
Untuk menentukan masa enak itu, kata Candra, tergantung pada kualitas buah anggur saat masa panen. Kondisi cuaca dan suhu ruangan juga harus dipastikan stabil untuk menjaga kualitas rasa.
Umumnya
wine di cafe atau restoran disimpan dalam suhu ruangan 18-20 derajat celcius. Sementara jika memiliki
wine di rumah, cukup disimpan dalam lemari es dan segera dihabiskan setelah dibuka.
"Selama belum dibuka bisa disimpan kapan saja," katanya.
Candra menuturkan, alasan orang menyimpan
wine hingga bertahun-tahun sebenarnya tak melulu soal rasa. Ibarat mobil antik,
wine yang disimpan bertahun-tahun akan semakin mahal karena susah dicari. Hal inilah yang akhirnya membuat para penggemar wine penasaran.
Keunikan tempat penyimpanan
wine pun diyakini akan berpengaruh pada kualitas rasa yang dihasilkan. Jika disimpan dalam barel kayu ek, maka aroma
wine akan bercampur dengan bau khas kayu. Akan lain lagi jika disimpan dalam tangki atau krat botol khusus
wine.
"Selama disimpan,
wine akan tetap berproses dalam botol dan hasilnya berbeda-beda," tutur Candra.
Sementara untuk mengetes kualitas rasa, dapat diketahui dari campuran
wine yang terasa di lidah. Menurutnya,
wine berkualitas baik akan terasa campuran asam, manis, dan sedikit
creamy. Namun jika hanya salah satu rasa, maka kualitas
wine telah menurun.
"
Wine yang bagus rasanya harus seimbang. Kalau cuma asam saja, atau manis saja, berarti masa enaknya sudah berkurang," ucapnya.
(evn)