Kemenpar Pamerkan Danau Toba ke Investor Perhotelan Inggris

advertorial | CNN Indonesia
Jumat, 20 Okt 2017 13:44 WIB
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) terus memamerkan keindahan alam Indonesia ke dunia.
Kemenpar dan IIPC menawarkan keindahan Danau Toba pada investor perhotelan Inggris (Foto: dok. Kemenpar)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pariwisata (Kemenpar) terus memamerkan keindahan alam Indonesia ke dunia. Bahkan Kemenpar juga tak henti-hentinya mengajak investor asing untuk berinvestasi di Indonesia. Salah satunya dengan ‘menawarkan’ Danau Toba di Manchester, Inggris.

Kegiatan ini dilakukan oleh Kemenpar dan Indonesia Investment Promotion Center (IIPC) London – BKPM di acara Annual Hotel Conference (AHC) 2017 pada 11-12 Oktober 2017.

Kepala Bidang Investasi dan Plh Asdep Industri  Kemenpar Henky Manurung mengatakan pemerintah saat ini sangat serius menggandeng investor untuk membangun industri pariwisata di Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Belum banyak yang tahu akan peluang potensi investasi pariwisata di Indonesia. Untuk itu, kita harus gencar membangun networking terhadap para pelaku industri di luar sana agar para investor percaya terhadap industri pariwisata di Tanah Air. Hal ini sesuai dengan arahan Menteri Pariwisata Arief Yahya," ujar Henky di kantor Kemenpar, Kamis (19/10/2017).

Henky yakin acara tersebut mampu menggerakkan investor asing dan internasional brand hotel untuk menjadikan Indonesia sebagai destinasi investasi mereka. Apalagi ditambah dengan data  pertumbuhan penanaman modal asing selama 5 tahun terakhir sebesar 62.86%.

Pada pertemuan bisnis tersebut, tim dari Kemenpar dan IIPC London menawarkan peluang investasi di 10 Destinasi Pariwisata Prioritas, khususnya Danau Toba. Danau Toba dinilai sebagai the sexiest tourism destination menawarkan 500 hektare ketersedian lahan dengan total investasi senilai USD 1,6 juta. 

"Indonesia mentargetkan 20 juta wisatawan mancanegara pada akhir tahun 2019. Dengan makin banyaknya wisatawan yang akan berkunjung ke Indonesia, maka harus mempersiapkan pembangunan infrastruktur serta sarana dan prasarana yang memadai untuk memenuhi kebutuhan mereka selama berada di Indonesia," lanjutnya.

Di sisi lain, Deputy Director IIPC London Theopita Tampubolon mengatakan acara Annual Hotel Conference 2017 ini merupakan kegiatan tahunan yang di hadiri oleh lebih dari  800 orang delegasi yang bergerak di bidang bisnis pariwisata dan perhotelan dari Inggris dan sekitarnya.

"Dan kebetulan Kementerian Pariwisata dan IIPC London berkesempatan untuk mengajak para investor untuk melirik Indonesia pada sesi santai cocktail party. Dengan sesi ini diharapkan akan lebih mudah diingat di benak mereka tentang peluang investasi pariwisata Indonesia karena didukung suasana yang santai. Apalagi kita putarkan video promosi pariwisata yang dapat penghargaan UNWTO tempo lalu," ungkapnya.

Selama acara berlangsung, tim bertemu dengan beberapa investor, seperti Scottish Development International, EP&T Global LTD, Casual Dining Group Ltd, Accor Hotel Group, dan lain-lain.

Pihak penyelenggara AHC 2017 menawakan Indonesia untuk dapat bergabung kembali pada acara International Hotel Investment Forum 2018 di Berlin yang merupakan pertemuan investasi perhotelan tersebesar di dunia.

"Mereka berjanji akan menyiapkan check list tentang hal yang harus disiapkan Indonesia pada pertemuan tersebut dan juga akan memberikan daftar dan profil investor potensial," pungkasnya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya terus memonitor perkembangan Danau Toba. Untuk itu, Kemenpar menerapkan aplikasi transformer dengan Project Management System demi melihat persentase pekerjaan yang sudah dilakukan, termasuk Taman Bunga dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata.

Menurut Arief Yahya, akses menuju Danau Toba melalui Bandara Internasional Silangit juga semakin kuat.

"Atraksi terus dilengkapi, disempurnakan, dibangun. Akses dan amenitas juga diperkuat," tuturnya.

Sebelumnya, Arief menyatakan beberapa investor asal Singapura dan Tiongkok yang telah menyatakan minatnya untuk berinvestasi di Danau Toba. Namun, investor dari kedua negara tersebut meminta agar perbaikan infrastruktur dapat diselesaikan terlebih dahulu.

"Banyak yang dari Singapura, sudah berkali-kali datang ke sana. Lalu dari Tiongkok juga kemungkinan akan investasi di sana. Memang untuk pariwisata, investor nomor satu itu dari Singapura dan Tiongkok, Tapi kami tidak akan menutup pintu bila ada negara lain seperti Inggris masuk berinvestasi," ujarnya.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER