Jakarta, CNN Indonesia -- Berkiprah hampir lebih dari tiga dekade di dunia mode, desainer Biyan Wanaatmadja kini mengolah kain tenun Sumba. Hasilnya ia presentasikan lewat koleksi yang ia beri tajuk 'Humba Hammu' yang berarti 'Sumba yang Cantik'.
Lewat koleksi ini, ia seolah ingin menyentil kaun urban Jakarta, yang metropolitan, sibuk dengan rutinitas dan serba cepat. Ini tak lain karena teknik tenun dalam pembuatan kain bukanlah sesuatu yang instan, tapi butuh waktu lama dalam proses pembuatannya.
Bertempat di Nusantara Garden, Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, peragaan busana dari koleksinya itu dihadirkan lebih intim dengan ruang yang tak begitu besar. Para undangan mengelilingi sebuah pendopo kecil berbentuk persegi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peragaan dibuka oleh seorang pria tua Sumba yang memainkan alat musik khas bernama jungga. Bentuknya mirip sape', gitar ala suku Dayak, tapi lebih kecil dengan dua senar.
Menurut Pastur Robert Ramone, rohaniawan asal Sumba yang juga hadir dalam peragaan busana, alat musik ini biasa dimainkan saat bulan purnama dan bertepatan pada saat panen.
"Ini tak akan dimainkan kalau hati sedang sedih, ini musik yang gembira," katanya pada
CNNIndonesia.com sesaat sebelum peragaan busana dimulai, Rabu (15/11).
Beberapa menit kemudian, muncul arak-arakan sembilan perempuan dan dua laki-laki Sumba dan diiringi musik jungga serta nyanyian. Semua terdiam.
Arak-arakan pun berganti dengan kemunculan para model dengan busana koleksi Biyan. Ia menghadirkan cutting yang loose untuk busana-busana wanita. Atasan mulai dari blouse, tunik asimetris, dress A-line, long dress, serta atasan dengan tumpukan outer yang tak kalah apik. Beda motif, tapi tak berlebihan karena warna yang serupa.
Warna-warna kain tenun Sumba seperti merah, coklat, merah bata, tembaga, serta indigo atau biru. Namun, penggunaan tulle menambah kekayaan warna.
"Saya menggunakan kain-kain antara lain dari Pahipung, Maumara, Kanatang, Sumba Barat. Saya berharap itu tidak akan punah," katanya dalam konferensi pers jelang peragaan busana.
 Koleksi Biyan dengan tenun Sumba. (Foto: CNN Indonesia/Andry Novelino) |
Penikmat fashion dimanjakan dengan keindahan kain tenun Sumba aneka warna. Tak selalu jadi atasan, kain tenun dijadikan bawahan maupun selendang. Aplikasi selendang terbilang unik. Tak hanya sekadar dikalungkan begitu saja, tapi diberi lubang agar tangan bisa masuk. Hasilnya, selendang dikenakan layaknya vest panjang.
Motif-motif kain tenun begitu beragam, tapi penikmat fashion pasti langsung familiar dengan motif kuda, simbol kepemimpinan sekaligus kebanggaan masyarakat Sumba. Biyan menyematkan tenun dengan lihai. Ia mengaplikasikan detail pada kain padanan tenun dengan sulaman kerang, manik, bordir, dan fringe alias rumbai-rumbai. Anehnya tambahan aksesori tak membuat tampilan terkesan penuh tapi malah melengkapinya. Etnik tapi glamor. Jauh dari kesan kuno.
Biyan tak hanya menggunakan kain tenun, tapi juga kain-kain seperti silk lame, jacquard, juga katun dengan motif inspirasi kain tenun Sumba.
Sedangkan untuk busana pria, meski ada kesan bentuk busana pria yang mungkin itu-itu saja, tenun Sumba mampu menyelamatkan situasi ini. Tenun dipadu untuk atasan maupun bawahan berupa celana standart, jogger pants maupun celana pendek. Yang unik, terdapat busana mirip denim dengan detail sulaman kerang bentuk manusia ala motif tenun Sumba. Busana tampak unik dengan pinggiran kain yang tak rapi dan masih menyisakan helaian benang.
 Koleksi busana Biyan dengan tenun Sumba. (Foto: CNN Indonesia/Andry Novelino) |
Keunikan peragaan busana Biyan kali ini juga terdapat pada riasan mata para model wanita. Make up dibuat serba nude kecuali mata. Mata sengaja dibuat bold dengan sentuhan eyeshadow warna gold dipadu warna tembaga. Selain itu ditambah aksen bulu-bulu berwarna coklat muda di ujung mata.
Hampir 90 look ia pamerkan semalam. Padahal, awalnya ia hanya berencana menampilkan 40 saja. Peragaan busana yang dinisiasi bersama Bank Indonesia ini disiapkan selama kurang lebih 3,5 bulan. Separuh lebih kain menggunakan kain yang sudah ada dan lainnya memang sengaja dikerjakan untuk peragaan busana.
(rah)