Bangkok, CNN Indonesia -- Wisatawan mungkin sudah khatam mengenai destinasi wisata ketika berlibur ke Bangkok, Thailand. Tak jauh-jauh, pusat perbelanjaan, hiburan malam, dan pasar malam tentu menjadi tujuan wajib ketika berada di negeri Gajah Putih tersebut.
Namun, layaknya Jakarta, Bangkok juga punya tempat nongkrong selain di pasar malam, seperti kedai kopi dan teh yang sedang digandrungi anak mudanya.
Selama beberapa hari di Bangkok akhir bulan lalu, saya mencoba beberapa kedai kopi dan teh yang kerap dikunjungi anak muda Bangkok atau bahkan turis untuk bersantai dan melepas lelah usai berkeliling menikmati indahnya Bangkok.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Factory CoffeeSegelas es kopi yang segar rasanya paling pas untuk 'membunuh' teriknya matahari Bangkok. Bonusnya rasa kantuk yang mulai mendera juga bisa sekaligus hilang.
Saya pun memutuskan untuk mengunjungi Factory Coffee. Seluruh kopi yang dijual di sini merupakan hasil racikan tangan anak muda Bangkok.
Berada di pinggir jalan raya dan dekat dengan stasiun BTS Phaya Thai menjadi keuntungan sendiri bagi Factory Coffee, karena konsumen bisa dengan mudah menemukan tempat tersebut.
Factory Coffee memiliki beberapa daftar minuman yang patut dicoba yang menjadi signature drinks mereka. Tak hanya kopi, tapi juga ada teh yang disajikan dengan susu dan cokelat dalam signature drinks tersebut.
Saya pun memutuskan untuk memesan es kopi susu bernama supreme yang sekilas namanya mirip dengan sebuah label fesyen mahal dan terkenal dunia. Selain supreme, saya juga memesan segelas Chocolate Yen.
 Lokasinya yang strategis membuat Factory Coffee selalu dipenuhi pengunjung. (CNN Indonesia/Dinda Audriene) |
Tak seperti kopi susu biasanya yang masih perlu ditambah gula bagi penikmat rasa manis, supreme bisa langsung dinikmati ketika pertama kali disajikan.
Rasanya tidak pahit, tetapi juga tak terlalu manis. Rasa manis yang pas, justru membuat konsumen bisa ketagihan dan membelinya lagi jika masih ingin berlama-lama di kedai kopi tersebut. Untuk menikmati satu gelas supreme, konsumen bisa membelinya dengan harga 150 baht atau setara Rp60 ribu.
Sementara itu, chocolate yen terasa begitu manis sejak tegukan pertama. Bagi pecinta manis, tentu langsung menyukai minuman ini.
Namun, bagi Anda yang tidak suka manis, mungkin hanya mampu meneguknya beberapa kali saja. Selain rasa manis dari cokelat, Chocolate yen ini juga dicampur dengan rasa karamel dan saus cokelat. Tak heran, rasa cokelatnya begitu dominan.
Beberapa potongan cokelat juga ikut menghiasi bagian atas minuman tersebut. Dengan berbagai bahan dan rasa yang ditawarkan, sepertinya konsumen tidak rugi membayar 180 baht (setara Rp75 ribu) untuk satu gelasnya.
Sayangnya, kondisi kafe ini cukup ramai dan berisik. Jangan harap Anda bisa mengerjakan tugas, bekerja menggunakan laptop, atau sekadar menggalau mencari ketenangan sembari memandangi jalanan Bangkok dengan nyaman. Kendati demikian, tempat ini cukup nyaman untuk bercengkrama dengan satu sama lain.
2. Casa LapinBerbeda dari sebelumnya, kedai kopi ini tampak lebih tenang karena pengunjungnya tidak seramai Factory Coffee. Selain itu, kebanyakan pengunjung hanya membaca buku atau sekadar membuka laptop ketika berada di sini.
Untuk menikmati kopi, Casa Lapin memiliki dua jenis tempat, dalam dan luar ruangan. Namun, mayoritas pengunjung tampaknya lebih suka menyeruput kopi di dalam ruangan.
 Pandan Coconut Cake salah satu menu favorite Casa Lapin. (CNN Indonesia/Dinda Audriene) |
Di sini, saya memesan Ice Coffee Thai Style dan Pandan Coconut Cake. Keduanya termasuk menu favorit dari Casa Lapin.
Meski namanya Thai Style, minuman ini merupakan perpaduan kopi dan susu.
Bagi penyuka manis, ice coffee thai style ini masih perlu ditambah gula karena masih terasa sedikit pahit. Sayangnya rasa kopinya sendiri tidak terlalu kuat.
Harga yang ditawarkan oleh Casa Lapin lebih murah dibandingkan dengan Factory Coffee. Harga kopi di sini mulai dari 70 baht hingga 100 baht (setara Rp28 ribu hingga (Rp40 ribu).
Casa Lapin berada di Sukhumvit Road. Untuk menuju ke sini, pengunjung bisa menggunakan BTS dan turun di stasiun Phrom Phong dan berjalan kaki sekitar 15 menit.
3. Peace Oriental Tea HouseSelain kopi, teh juga menjadi minuman favorit warga atau pun turis di Bangkok. Saya pun berhasil menemukan salah satu tempat yang menjual teh dengan konsep campuran tradisional dan modern.
Masih berada di Sukhumvit Road, toko ini terbilang mungil. Jumlah tempat duduk yang ada bahkan tidak sampai 30 buah. Namun, seperti namanya, Peace Oriental Tea House, tempat ini terasa begitu tenang.
Uniknya, tempat ini memberikan pengalaman untuk menikmati segelas teh dengan duduk lesehan dan duduk di bangku biasa. Untuk lesehan sendiri hanya disediakan dua meja saja, sisanya duduk di bangku biasa tetapi dengan meja sharing, layaknya bar.
 Unsur tradisional yang kental terasa di Peace Oriental Tea House. (CNN Indonesia/Dinda Audriene) |
Ketika masuk, pengunjung akan diminta untuk melepas sepatunya dan menaruhnya di rak yang sudah disediakan.
Melihat beberapa menu yang disajikan, pilihan saya jatuh pada Pastel Matcha dengan harga 140 baht (Rp56 ribu). Tunggu dulu, ini bukan pastel makanan yang diisi dengan teh hijau lho, melainkan
Minuman ini sebenarnya mirip dengan ice green tea. Namun, rasanya berbeda dari biasanya yang ada di Indonesia umumnya. Rasanya lebih kental dan padat, sehingga rasa green tea benar-benar terasa dalam satu kali teguk.
Pastel Matcha ini disajikan di dalam sebuah gelas berbentuk mangkok berukuran sedang. Meski terasa dingin, tetapi tidak ada es batu di dalam mangkok tersebut.
Selain pastel matcha, tempat ini juga menjual beberapa teh impor dari Jepang dan Taiwan. Harganya pun bervariasi, mulai dari 120 baht hingga 450 baht (Rp48 ribu-Rp1,9 juta).
Sayangnya, kawasan toko ini tidak dekat dengan transportasi publik seperti BTS atau MRT. Sehingga, pengunjung perlu menggunakan taksi.
4. Seven SunsGerai di Seven Suns tampak lebih luas. Pengunjung bisa leluasa memilih tempat duduk dengan meja sendiri-sendiri seperti restoran biasanya.
Untuk menunya, Seven Suns menawarkan lebih dari 15 varian rasa untuk teh, seperti black rose, ruby gaba, ruby black, river high, jasmine jade, dan lain-lain.
Kali ini, saya memilih varian rasa black rose yang disajikan dengan hangat.
Selain itu, teh ini disajikan dengan daun teh dan air panas. Sehingga, jika teh yang sudah diseduh lebih dulu habis, maka konsumen bisa kembali menyeduhnya. Bahkan, jika air panas habis, sang pelayan siap mengambil air panas yang baru.
 Seven Suns bisa jadi salah satu pilihan bagi penikmat teh di Bangkok. (CNN Indonesia/Dinda Audriene) |
Dengan demikian, konsumen tidak akan rugi mengeluarkan biaya sekitar 230 baht (Rp92 ribu) untuk menikmati teh tersebut.
Tak hanya teh, Seven Suns juga menawarkan beberapa kue untuk dinikmati bersama secangkir teh. Salah satu kue yang menajadi andalannya, yakni Cashew Nuts Cake seharga 115 baht (Rp46 ribu).
Kue tersebut merupakan percampuran antara kacang mete dan karamel. Rasanya bisa dibilang sangat manis. Agar tak terlalu manis, maka konsumen bisa memakannya bersamaan dengan meminum teh yang disajikan.
Bagi pecinta es krim, Seven Suns juga menjual es krim matcha dan rasa susu dengan harga 69 baht (Rp27 ribu).
Seven Suns berlokasi di dalam kompleks kafe bernama Park Lane. Untuk menuju ke sini, pengunjung hanya perlu menaiki BTS dan turun di stasiun Ekkamai.
(chs/stu)