Jakarta, CNN Indonesia -- Wabah campak dan gizi buruk yang melanda Kabupaten Asmat, Papua menyebabkan banyak anak Asmat meninggal dunia dan lainnya dirawat di rumah sakit.
Kejadian ini menimbulkan keprihatinan dari banyak pihak termasuk Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
"Kami turut berduka cita atas meninggalnya generasi-generasi penerus bangsa di Asmat. Persoalan KLB Difteri belum tuntas dan sekarang dikagetkan dengan KLB campak," kata Prof Ilham Oetama Marsis, Ketua Umum Pengurus Besar IDI dalam pernyataannya yang diterima
CNNIndonesia.com.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hal ini harus ditangani dengan serius dan komprehensif. IDI tetap mendukung langkah yang diarahkan Presiden."
Kejadian ini pun membuat para pihak terkait termasuk Kemenkes berupaya untuk mengirimkan bantuan tenaga kesehatan dan logistik.
"Kami dari Kementerian Kesehatan mengirimkan 39 tenaga kesehatan untuk melakukan pengobatan, dan imunisasi serta mengatasi KLB gizi buruk dan campak," jelas Oscar Primadi, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementrian Kesehatan, di Kementrian Kesehatan, Jakarta, pada Selasa (16/1).
Tenaga kesehatan yang dikirimkan oleh kemenkes terdiri dari 11 orang dokter spesialis, empat orang dokter umum, tiga perawat, dua penata anestesi, dan 19 tenaga kesehatan yang terdiri dari ahli gizi, kesehatan lingkungan, dan surveilens.
"Tim yang diturunkan Kemenkes sebagian besar dokter adalah juga anggota IDI," kata Ilham.
IDI sendiri, seperti diungkapkan Muh. Adib Khumaidi, dokter sekaligus Sekjen PB IDI, siap untuk membantu mengatasi wabah campak di Asmat.
"PB IDI selalu siap jika pemerintah membutuhkan dukungan tambahan," katanya.
Adib menambahkan bahwa PB IDI melalui Komite Tanggap bencana dan Komite Penanggulangan Penyakit menular sudah berkoordinasi dengan IDI wilayah Papua dan IDI Kabupaten Asmat untuk memberikan dukungan dan bantuan di lokasi kejadian.
"Keterlibatan Ikatan Dokter Spesialis Anak Indonesia (IDAI) di dalam tim Kemenkes juga merupakan bagian dari dari IDI," ucapnya.
Kemenkes gandeng TNI dan Polda Papua
Kemenkes bekerjasama dengan TNI dan Polda Papua untuk mengatasi KLB gizi buruk dan campak. Menkes Nila Moeloek dalam pernyataanya yang diterima CNNIndonesia.com mengungkapkan bahwa kerjasama tersebut menjadi bukti kepedulian dan perhatian pemerintah terhadap penderita gizi buruk dan campak.
"Kerjasama ini merupakan integrasi pemerintah dalam upata pengendalian KLB gizi buruk dan campak. Semoga kerjasama ini bisa mempermudah upaya pengendalian dan menekan penderita gizi buruk dan campak," katanya.
Panglima Kodam Cenderawasih, Mayor Jenderal TNI George Elnadus Supit menyatakan, pihak TNI juga telah menerjunkan 53 personel tenaga medis yang tergabung dalam satgas kesehatan TNI untuk menangani wabah penyakit campak dan gizi buruk di Kabupaten Asmat, Provinsi Papua.
“Pasukan hari ini sudah berangkat dari Halim. Ada bantuan tenaga medis dan bantuan makanan,” ujar Supit saat ditemui di Mabes TNI AD, Jakarta Pusat, Senin (15/1).
Selain itu, Polda Papua dan jajarannya memberikan bantuan dengan memberikan tenaga medis dan juga bahan makanan serta sandang yang dibutuhkan. Tim ini dipimpin oleh Kabid Dokkes Polda Papua.
Bantuan Polda ini diharapkan juga bisa membantu memetakan daerah-daerah yang mengalami krisis kesehatan.
"Setiap bantuan kesehatan adalah yang memang mereka (penderita gizi buruk dan campak di Asmat) butuhkan. Semoga dengan adanya bantuan dari TNI, Polda, dan terutama upaya dari Kemenkes jumlah KLB gizi buruk dan campak bisa ditekan," kata Menkes.
(chs)