Di Eropa dan Amerika, bukan hal yang aneh kalau perempuan juga terkadang mampir ke toko alat bantu seks. Namun semuanya berbeda di tahun 1992, saat toko alat bantu seks belum ramah perempuan.
Di tahun itu, toko alat bantu seks, Kathryn Hoyle melihat toko yang gelap, kumuh, milik seorang pria porno, dan dijaga oleh staf pria.
Berbagai benda, dari DVD, dildo, sampai aneka alat bantu lainnya terkunci dalam lemari kaca yang kotor. Perempuan pun merasa tak nyaman dan tak bebas untuk memilih alat bantu seks sesuai keinginannya.
Beberapa pelanggan lainnya pun berdiri di dekatnya untuk mencari kenyamanan dan keamanan. Ada rasa takut yang besar menyelimuti mereka.
Tiga bulan kemudian, April 1992, sebuah toko alat bantu seks khusus perempuan miliknya dibuka di London, Sh!
Sh! adalah toko seks pertama untuk perempuan, dan ini juga adalah butik erotik pertama di Inggris.
Toko alat-alat seksi ini mengklaim bahwa mereka adalah toko pertama yang memberikan garansi pada mainan elektronik.
Garansi diberikan bahkan setelah mereka menguji barang yang dibelinya berfungsi baik dan dibawa pulang.
Di meja-meja pamer terdapat berbagai alat bantu seks yang unik, bermotif, dan memiliki warna-warna tak biasa. Tak dimungkiri, perempuan juga mementingkan penampilan dalam urusan ini.
Semua benda pamer tersebut sudah dilengkapi baterai sehingga perempuan bisa memastikan alat yang ingin mereka beli sesuai dengan keinginan mereka.
Toko yang juga dianggap sebagai produsen terbesar dildo silikon ini punya aturan khusus yang unik di tokonya. Mengadaptasi tema khusus untuk perempuan, toko ini tak mengizinkan pria masuk ke toko.
Kaum pria hanya boleh masuk jika ditemani oleh perempuan. Hal ini dilakukan untuk memberikan perasaan nyaman dan bebas bagi perempuan untuk memilih.
Tak cuma menghadirkan berbagai benda-benda untuk memuaskan keinginan seksual perempuan, toko ini mengklaim juga memberikan kelas erotik. Ini adalah kelas seksual pertama yang ada di Inggris.
Namun sekarang ini mereka justru menghadirkan berbagai kelas dan workshop yang terkait dengan seksualitas perempuan.
Perempuan-perempuan yang mengalami masalah kekerasan rumah tangga juga mendapat dukungan dari komunitas di toko ini. Setiap dua bulan sekali mereka mengadakan pertemuan untuk support grup Cafe V.
Sebelumnya, rumah bordil juga dibuka di Jerman. Namun bedanya, rumah bordil ini diperuntukkan bagi pria.
Rumah bordil ini bernama Bordoll, singkatan dari 'bordello' atau rumah bordil dan 'doll' atau boneka. Sang kreator, Evelyn Schwarz berkata rumah bordil ini sudah meraih popularitas terbukti dari larisnya boneka disewa. Tiap boneka rata-rata disewa sebanyak 12 kali dalam sehari.
"Bagi banyak orang ini bukanlah fetish, tapi lebih pada rasa penasaran. Sekitar 70 persen pria kembali lagi," kata Schwarz.