Mimpi Suriah Ingin Kembali Dikunjungi Turis

AFP | CNN Indonesia
Rabu, 24 Jan 2018 18:43 WIB
Perang telah usai di Suriah. Kini pemerintahnya ingin kembali mengembangkan sektor pariwisata demi menggerakkan roda perekonomian negara.
Anggota militer Suriah merayakan perang yang telah usai. (REUTERS/Erik De Castro)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok pemberontak yang bermarkas di timur Aleppo sudah bubar jalan akibat serangan udara dari pemerintah Suriah yang dibantu Rusia. Jika berkunjung ke Suriah sekarang, hanya tersisa puing-puing bangunan yang hancur akibat dihantam bom dan tembakan.

Penduduknya pun sudah banyak yang mengungsi. Sebagian besar yang bertahan sudah kehilangan anggota keluarga. 

Seakan ingin menghapus sejarah negaranya yang kelam, pemerintahan Presiden Bashar al-Assad mengumumkan rencana baru, yakni menjadikan Suriah sebagai destinasi wisata.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari AFP, sejak awal bulan ini pemerintah Suriah rajin mempromosikan kota Aleppo untuk dikunjungi, begitu juga dengan kawasan yang lain.

Salah satu langkah promosi tersebut dilakukan mereka di Fitur International Tourism Trade Fair, ajang perdagangan industri wisata yang berlangsung di Madrid, Spanyol, pada pekan ini.

Baru pada tahun ini Suriah ikut serta dalam ajang internasional tersebut. Terakhir kali mereka bergabung pada tahun 2011, sebelum perang meletus.

Selain reruntuhan kota Aleppo, sejumlah objek wisata lain yang bisa dikunjungi di sana ialah reruntuhan kota peninggalan Roma, Palmyra.

Objek wisata ini masuk dalam daftar Situs Arkeologi Dunia UNESCO, namun kelompok ISIS merusak dan merampok peninggalan sejarah berharga ini.

“Tahun ini merupakan tahun untuk membangun Suriah dan mengembangkan sektor ekonominya,” kata Direktur Pemasaran Kementerian Pariwisata Suriah, Bassam Barsik.

Mimpi Suriah Ingin Kembali Dikunjungi TurisAleppo mulai berbenah. (AFP PHOTO / George OURFALIAN)

Barsik mengatakan kalau sebanyak 1,3 juta turis mancanegara telah berkunjung ke negaranya sepanjang tahun lalu.

Kebanyakan datang melalui Libanon, dan hanya menghabiskan waktu satu hari di Suriah.

“Kami menargetkan jumlah kunjungan turis sebanyak 2 juta orang pada tahun ini,” ujar Barsik.

Barsik mengungkapkan kalau promosi objek wisata di negaranya juga dibarengan dengan proses perbaikan bangunan bersejarah yang rusak akibat perang, seperti objek wisata religi bagi umat Kristiani, Maaloula.

Kota tua tersebut dirusak oleh ISIS, padahal di sana banyak bangunan bersejarah yang menjadi saksi bisu perkembangan agama Kristen di Tanah Arab.

Sementara itu, kota lain seperti Damaskus, Tartus, Latakia, dan Kastel Krak des Chevaliers menurutnya masih bisa dikunjungi.

Mimpi Suriah Ingin Kembali Dikunjungi TurisPalmyra sebelum dan sesudah perang di Suriah. (AFP PHOTO / JOSEPH EID)

“Anggota pasukan militer yang datang sepanjang tahun lalu juga ikut membantu mempromosikan keindahan Suriah kepada dunia,” kata Barsik sambil tersenyum.

Suriah berbatasan dengan Turki, Irak, Yordania, Israel, dan Libanon. Negara ini juga dibelah oleh Laut Mediterania.

Sebelum perang meluluhlantakkan negara ini, Damaskus merupakan pusat kota yang modern. Sementara itu Aleppo merupakan kota dengan pemandangan alam yang indah.

Suriah juga sempat memiliki empat bandara internasional yang aktif sebelum perang terjadi. Maskapai penerbangan besar yang beroperasi hanya dari Rusia, Aeroflot, namun jadwalnya terbatas. Sementara maskapai penerbangan lain belum berencana mendarat di sana pada tahun ini.

Suriah boleh saja semangat mempromosikan negaranya sebagai destinasi wisata. Namun sampai saat ini, masih banyak negara yang melarang penduduknya untuk datang ke sana dengan alasan keselamatan dan keamanan, terutama negara-negara Amerika dan Eropa.

(ard)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER