Menggunakan alat kontrasepsi atau kondom memang jadi salah satu cara menunda kehamilan. Namun, ejakulasi di luar Miss V kerap jadi pilihan bagi pria usai aktivitas seksual, dan salah satunya di wajah.
Aktivitas tersebut kerap dilihat pada film-film dewasa. Akan tetapi mengapa wajah? Bukan bokong, perut atau dada saja?
Dikutip dari Metro, awal mula di balik kebiasaan ejakulasi di wajah ini ialah film 'Deep Throat' yang dirilis pada 1972. Film ini menceritakan seorang wanita yang memiliki klitoris di balik tenggorokannya. Oleh karenanya, ia memang menyukai aktivitas seksual dengan memberikan oral seks.
Film ini terbilang lumayan 'kasar' daripada film-film porno masa kini. Bagian paling 'epic' ialah saat pemain pria menyudahi sesi ranjang dengan ejakulasi di wajah partnernya. Kemudian, tren ini menjalar pada film-film porno yang muncul setelahnya. Sensasi ejakulasi dapat benar-benar terekam dari wajah sang pemeran wanita.
Orang Barat menyebut hal ini sebagai 'bukkake'. Bukkake merupakan bentuk kata benda dari 'bukkakeru' yang berarti menyemprotkan (air). Dilansir dari Urban Dictionary, Kata bukkake biasa digunakan di Jepang untuk mendeskripsikan kegiatan berupa menuang air atau benda cair lain dengan efek percikan.
Selain itu, bukkake juga digunakan untuk mendeskripsikan makanan yang diberi topping termasuk mi misalnya, bukkake-udon dan bukkake soba. Namun, orang barat menggunakan istilah bukkake untuk mendeskripsikan pria yang melakukan ejakulasi pada wajah partnernya.
Tak hanya film, ejakulasi di wajah juga semakin populer berkat maraknya kasus AIDS. Selama ini publik menyadari bahwa virus HIV bisa menyebar melalui cairan tubuh. Oleh karena itu, menurut Charlie Glickman, seorang sex educator, slogan 'cum on me, not in me' jadi populer pada 1980-an.
Di sisi lain, Ruth Westheimer, terapis psikoseksual menyatakan bahwa ejakulasi di wajah tak layak diajarkan bagi remaja yang sedang belajar tentang seks dan organ reproduksi.
"Menjelaskan pada remaja bahwa 'ejakulasi di wajah' bukanlah norma adalah sama pentingnya dengan mengajarkan pada mereka bagaimana bayi itu lahir," cuitnya lewat akun @AskDrRuth.
Berbeda dengan Ruth, penulis Dan Savage berpendapat bahwa aspek 'penghinaan' dari ejakulasi di wajah adalah nyata, tapi ini tak jadi soal bagi sebagian orang.
"Ejakulasi di wajah memang merendahkan, dan itulah mengapa mereka sangat seksi," katanya seperti dikutip dari Metro, baru-baru ini.