Lima Prosesi Menjelang Hari Raya Nyepi di Bali

ANTARA | CNN Indonesia
Senin, 05 Mar 2018 19:30 WIB
Rangkaian Hari Raya Nyepi di Bali bakal dimulai sejak 14 Maret sampai 18 Maret 2018. Berikut ini lima prosesi utamanya.
Prosesi Melasti di Gianyar, Bali, pada tahun lalu. (REUTERS/Agung Parameswara)
Jakarta, CNN Indonesia -- Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), yang merupakan majelis tertinggi umat Hindu di Bali, mengeluarkan pedoman pelaksanaan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1940 yang jatuh pada hari Sabtu, 17 Maret 2018.

"Pedoman tersebut merupakan hasil rapat pengurus harian dan anggota Forum Welaka (kelompok pemikir) PHDI Bali tentang rangkaian kegiatan ritual Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1940," kata Ketua PHDI Provinsi Bali Prof Dr I Gusti Ngurah Sudiana Msi, seperti yang dilansir dari Antara.

Ngurah Sudiana mengatakan, rangkaian Nyepi disesuaikan dengan tempat, waktu dan keadaan di desa pekraman (desa kala patra), termasuk tradisi pada masing-masing desa adat di Pulau Dewata.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pedoman itu disebutkan bahwa Nyepi diawali dengan mengadakan prosesi Melasti di kawasan pantai, sumber mata air dan danau yang disucikan selama tiga hari, 14-16 Maret 2018.

Prosesi tersebut bermakna menyucikan benda yang disakralkan oleh umat Hindu. Masing-masing desa adat dapat memilih salah satu dari tiga hari yang telah ditentukan.

"Yang bermukim dekat pantai bisa melakukannya di laut, yang di gunung bisa di danau, dan yang di tengah kota bisa melakukannya di sumber mata air terdekat," kata Ngurah Sudiana.

Setelah Melasti, prosesi berikutnya adalah Bhatara Nyejer, atau berdoa di Pura atau Bale Agung di masing-masing kawasan.

Prosesi selanjutnya ialah Tawur Kesanga, atau persembahan kurban, yang dilakukan sehari menjelang Nyepi, atau 16 Maret 2018. Pusat pelaksanaannya di Pura Besakih.

Tawur Kesanga yang berakhir pada petang hari dilanjutkan dengan prosesi Ngerupuk, yang bermakna mengusir si roh jahat Bhutakala.

Baru pada 17 Maret 2018, umat Hindu merayakan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1940 dengan melaksanakan prosesi Catur Brata Penyepian, berupa berdiam diri di dalam rumah sambil melaksanakan empat pantangan.

Keempat pantangan tersebut meliputi tidak melakukan kegiatan (amati karya), tidak menyalakan lampu atau api (amati geni), tidak bepergian (amati lelungan) serta tidak mengadakan rekreasi, bersenang-senang atau hura-hura (amati lelanguan).

Prosesi Catur Brata Penyepian akan diawasi secara ketat oleh petugas keamanan desa adat (pecalang) di bawah koordinasi prajuru atau pengurus desa adat setempat.

Aktivitas Pulau Dewata disebut bakal kembali berjalan seperti biasa pada 18 Maret 2018 menjelang siang hari.

(ard)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER