Jakarta, CNN Indonesia -- Semua orang sudah tahu kalau China adalah ahlinya membuat replika. Jangankan telepon genggam, China juga bisa membuat replika sebuah negara.
Untuk mereplika Perancis, China sampai 'memindahkan' ikon wisatanya, yakni Menara Eiffel. Ikon tersebut dibangun di Tianducheng, sebuah distrik di Hangzhou.
Seorang fotografer asal Paris, Francois Prost, sempat berkeliling dan membagi pengalamannya selama di Tianducheng.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ternyata tak hanya Menara Eiffel, Prost juga menemukan sejumlah ikon Perancis yang lain, seperti Gedung Haussmann sampai Taman Versailles.
Franchois berbagi hasil jepretannya untuk membandingkan kemiripan yang ada di tempat tersebut dan yang ada di negaranya.
Ia memberi nama karya fotonya dengan tajuk 'Paris Syndrome'.
Prost mengatakan pertama kali tertarik berkunjung ke sana setelah melihat video klip milik musisi Inggris, Jamie xx yang berjudul 'Gosh'.
Sebagai warga Paris, ia merasa terkejut karena kotanya juga ternyata eksis di belahan bumi yang lain.
[Gambas:Instagram]"Saya tertarik datang karena menurut saya ini lucu. Beberapa situs budaya di negara kami juga ada di sini,"
ujar Prost.Setelah berkeliling kawasan tersebut, Prost merasa kalau bangunan replika yang ditemuinya tak jauh berbeda dengan bangunan asli yang ada di negaranya, kecuali dari segi besarnya bangunan.
Namun, ia mengatakan tetap ada perbedaan jika pengunjung melihatnya secara detil.
"Setelah ratusan kali menjepret setiap sudut Tianducheng, saya menyimpulkan bahwa bebatuan di Perancis berusia lebih tua, sehingga menimbulkan kesan yang jauh lebih artistik. Menurut saya itu yang tak dapat ditiru," pungkas Prost.
[Gambas:Instagram]Tianducheng seakan menjadi jawaban bagi penduduk China yang tak punya kesempatan berkunjung ke Eropa.
Salah seorang pengunjung bahkan mengatakan kalau dirinya merasa tak perlu lagi ke Perancis setelah melihat Menara Eiffel di Tianducheng.
Tianducheng merupakan kawasan pemukiman yang telah dibangun sejak 15 tahun yang lalu. Seluas 66 hektare, ada sekitar 10 ribu jiwa yang tinggal di sini.
Dari Shanghai, kawasan ini bisa ditempuh dengan berkendara selama dua jam.
Selain di Tianducheng, beberapa kawasan lain di China juga membangun komplek khas Jerman, Belanda, Austria, sampai Italia.
Sayangnya, banyak komplek yang sepi penghuni bak kota hantu, karena harga sewanya terlalu mahal.
[Gambas:Youtube] (ard)